Januari 2019 -- Edisi Perdana

Senang sekali bisa bertemu semua Sahabat di publikasi baru "Suara SABDA". Mungkin Anda terkejut mengapa Anda menerima publikasi ini. Mulai 2019, redaksi-redaksi publikasi Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) memutuskan untuk menggabung sebelas publikasi berikut ini:

e-BinaAnak, e-BinaSiswa, e-Doa, e-JEMMi, e-Reformed, e-Penulis,
KISAH, e-Leadership, Bio-Kristi, e-Wanita, e-Konsel

Tujuan penggabungan ini adalah supaya YLSA bisa lebih efektif dan efisien dalam menyajikan bahan-bahan pelayanan sehingga para pelanggan publikasi mendapat semua sajian bahan YLSA secara utuh. Jadi, jika Anda dahulu adalah pelanggan dari salah satu atau beberapa publikasi YLSA, mulai Januari ini Anda hanya akan menerima satu publikasi YLSA yang dipaket dalam Suara SABDA. Publikasi ini akan terbit sebulan dua kali.

Terkait dengan perkembangan yang terjadi, kami mohon maaf jika perubahan yang ada menimbulkan ketidaknyamanan bagi Anda. Namun, kami sungguh berharap format baru publikasi kami akan menjadi berita gembira bagi Sahabat semua. Selamat menikmati publikasi Suara SABDA, kiranya menjadi berkat untuk memperlengkapi pelayanan Anda. Jika ada masukan agar publikasi ini bisa lebih baik lagi, silakan mengirim email ke publikasi@sabda.org. Dengan senang hati, kami akan mempelajarinya.

Tidak lupa, segenap Redaksi Suara SABDA, atas nama sebelas publikasi YLSA, mengucapkan "SELAMAT TAHUN BARU" dan Tuhan memberkati Sahabat semua.

Ketua Redaksi Suara SABDA,
Yulia Oeniyati

Seorang yang baru saja menjadi Kristen berlari mengejar Martin Luther dengan semangat dan bertanya kepadanya apa yang harus dia lakukan sekarang dengan hidupnya yang telah ditebus. Dia bersiap-siap dengan jawaban yang akan membuat dirinya memakai jubah biarawan atau membagikan anggur kepada jemaat yang menerima komuni.

Luther bertanya kepadanya, "Apa pekerjaanmu saat ini?"

"Saya pembuat sepatu."

“Apa pun posisi tempat Tuhan menempatkan Anda harus digunakan untuk menghormati Dia dan melayani sesama Anda.”

Luther menjawab, "Kalau begitu, buatlah sepatu yang bagus, dan juallah itu dengan harga yang pantas."

Ini adalah kisah terkenal yang menjelaskan indahnya doktrin reformed tentang pekerjaan. Anda lihat, sebelum reformasi Protestan, kependetaan tidak hanya dihormati oleh manusia, tetapi juga dianggap memiliki keuntungan rohani di hadapan Allah. Jika kebenaran adalah seperti sebuah tangga, menjadi seorang imam adalah anak tangga yang dekat di atas, dan pembuat sepatu rendahan mungkin masih berdiri di tanah.

Sumber: Reformed.SABDA.org
Baca selengkapnya »