Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/12/27

Rabu, 27 Desember 2023 (Minggu ke-1 sesudah Natal)

2 Tawarikh 32
Bertahan ketika Diadu Domba

Ketika Sanherib menyerang Yehuda dengan taktik adu domba, hal itu betul-betul menguji kesatuan umat. Ia ingin membuat rakyat Yehuda marah dan menyalahkan Hizkia atas hancurnya tempat penyembahan berhala mereka.

Tidak sia-sia upaya Hizkia dalam membangun kesatuan umat. Sebab, ketika pegawai Sanherib berteriak: "Bukankah Hizkia memperdayakan kamu

...?" (11), rakyat tahu bahwa mereka tak perlu ketakutan karena yang menyertai mereka adalah Tuhan, Allah Yang Mahatinggi (7-8).

Ketika Sanherib menulis: "Allah Hizkia takkan dapat melepaskan bangsa-Nya dari tanganku" (17), rakyat tahu dengan jelas bahwa Allah yang dihina oleh raja Asyur adalah Allah sejati yang hidup dan berkuasa atas segala allah (19). Dan memang, ketika Hizkia dan Yesaya berdoa kepada Tuhan, Tuhan pun melepaskan mereka dari tangan Sanherib (20-22).

Selain ancaman eksternal dari bangsa lain, kesatuan umat juga berperan dalam mengatasi tantangan internal. Ketika Hizkia sembuh dari penyakit dan menjadi angkuh, lalu bertobat dan merendahkan diri kepada Tuhan, ia tidak melakukannya sendirian, tetapi bersama-sama penduduk Yerusalem (24-26). Akhirnya, pada waktu kematian Hizkia, seluruh Yehuda memberi penghormatan kepadanya (33).

Melalui Kitab 2 Tawarikh, Hizkia dikenal sebagai raja yang menggalang persatuan umat untuk bertahan di tengah berbagai macam tekanan. Ia tidak berperan seorang diri, melainkan memimpin dan mengajak seluruh umat ke penyembahan yang benar kepada Tuhan, Allah yang sejati. Penulis Tawarikh ingin berpesan kepada umat yang kembali dari pembuangan bahwa mereka harus menyembah Tuhan dalam kesatuan! Gambaran ini jauh dari gambaran heroik seorang pemimpin yang individualis.

Tuhan Yesus pernah berdoa untuk semua orang percaya "supaya mereka semua menjadi satu" (Yoh. 17:21). Doa inilah yang seharusnya kita perjuangkan, karena kesatuan hati dalam menyembah Tuhan itulah yang vital dalam menghadapi berbagai krisis. Mari kita menyatukan hati kita semua untuk menyembah Tuhan sebagai satu Tubuh! [IHM]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org