Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2005/12/17 |
|
Sabtu, 17 Desember 2005
|
|
Judul: Habis derita muncul sukacita Ayub mengakhiri pergumulan hidupnya dengan merefleksikan hidupnya dalam terang jawaban Allah. Titik balik kehidupan Ayub dimulai dari pengakuannya bahwa Allah sanggup melakukan segala sesuatu sesuai dengan rencana-Nya (ayat 1). Kemudian, Ayub pun mencabut semua gugatannya terhadap Allah dengan kesadaran yang penuh penyesalan (ayat 6). Ayub juga sadar bahwa selama ini ia hanya mendengar kata orang tentang Allah (ayat 5a). Selama ini Ayub memahami Allah melalui tradisi. Justru melalui pergumulan penderitaan, Ayub secara langsung berjumpa dengan Allah (ayat 5b). Ayub mengetahui bahwa Ia juga turut serta di dalam penderitaannya. Pengalaman inilah yang mengubah pandangan Ayub atas kehidupannya dan terhadap Allah. Setelah berdamai dengan Allah dengan mencabut gugatan serta mengakui kedaulatan Allah, Ayub pun berdamai dengan ketiga temannya. Ayub mengampuni kesalahan mereka, mendoakan, serta mempersembahkan kurban bakaran kepada Allah demi mereka (ayat 9b-10a). Tuhan memulihkan Ayub dan keadaannya bukan hanya kembali seperti dahulu melainkan berlimpah-limpah (ayat 10b-17). Allah tidak menjawab pertanyaan "mengapa Ayub menderita." Ayub pun tidak mempermasalahkan lagi hal tersebut. Bagi Ayub, mengenal dan mengetahui Allah berdaulat dan peduli sudah cukup untuk menerima dan menjalani penderitaan itu. Kita, yang mengikuti drama Ayub sejak permulaan (pasal 1-2), mengetahui bahwa penderitaan Ayub adalah batu uji imannya. Saat Ayub menang, ia tetap tinggal saleh. Ujian selesai, ia dipulihkan. Ujian iman terhadap kita berpola yang sama. Saat kita mengakui kedaulatan Allah atas hidup kita, saat itu penderitaan tidak lagi relevan. Itulah saat pemulihan terjadi, yang terutama pemulihan dengan Allah, kemudian dengan diri sendiri, dan akhirnya dengan sesama. Responsku: _________________________________________________________________ _________________________________________________________________
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |