Pembalas tapi sabar?!
Kini kita sudah terbiasa dengan mengunyah permen yang sekaligus
memberikan rasa manis, asam dan asin. Sayang, wawasan dan
pemahaman kita tentang karakter Allah tidak seluas wawasan dan
pemahaman kita tentang permen. Mungkin kita telah mempunyai
pemahaman dan pengetahuan teologis yang benar dan seimbang
tentang Allah, tetapi sering tidak berfungsi dalam kehidupan
sehari-hari. Sebagai contoh, kita mengaku Allah itu mahaadil,
kudus dan membenci dosa, tetapi tindakan kita sering memberi
kesaksian bahwa seakan-akan Allah toleran dan tidak terganggu
oleh berbagai dosa "kecil" yang kita lakukan. Nahum 1 memberikan
gambaran tentang Allah yang seimbang. Pertama, Allah digambarkan
sebagai Allah yang membalas, mendendam dan menghukum dengan
penuh cemburu dan amarah kepada para musuh-Nya (ayat 2-3).
Kuasa-Nya atas alam semesta pun tidak tertandingi, sehingga
orang tidak tahan menghadapi amarah-Nya (ayat 3-6). Dan
sepatutnyalah Asyur gentar, karena Allah akan menghabisi mereka
(ayat 9-14). Tetapi, Yahweh juga panjang sabar (ayat 3). Ia juga
baik, mau menjadi pelindung, dan mengenal orang yang berlindung
kepada-Nya (ayat 7-8). Ini terwujud terutama melalui
perlindungan-Nya kepada Yehuda yang telah banyak menderita
karena Asyur (ayat 15). Kegarangan hukuman-Nya atas penindas,
muncul dari kasih-Nya yang besar dan adil bagi mereka yang
tertindas (ayat 12). Ia pengasih, tetapi juga tegas dan adil!
Renungkan:
Pikirkan bagaimana Anda dapat menyatakan rasa syukur Anda
memiliki Allah yang adil dan pengasih melalui tindakan-tindakan
dalam kehidupan sehari-hari!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks. Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.
|