Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2005/12/09 |
|
Jumat, 9 Desember 2005
|
|
Judul: Peduli seperti Allah peduli Konselor sejati peduli dengan kliennya yang bermasalah. Ia akan menolong si konseli. Namun, tidak jarang konselor terjebak hanya untuk membuktikan kebenaran teorinya atas masalah si konseli. Dengan keyakinan akan kebenaran teorinya tentang Ayub, Elihu menuding Ayub memaksa Allah membenarkan dirinya (ayat 2). Menurut Elihu, Ayub berpandangan bahwa berdosa atau tidak, tidak ada untung rugi bagi dirinya, apalagi bagi Allah (ayat 3). Elihu menjawab Ayub dengan mengatakan bahwa Allah memang tidak dirugikan dengan dosa Ayub, tetapi justru Ayub sendiri yang akan dirugikan (ayat 6-8). Oleh karena perbuatannya yang angkuh, menolak dan menyepelekan Allah (ayat 10-11, 14-16) maka Ayub akan menerima ganjaran setimpal tanpa pengampunan (ayat 12-13). Sebenarnya, jawaban Elihu klise. Pertama, jawaban Elihu yang berkaitan dengan sikap Allah, hanya merupakan pengulangan dari pembicaraan Ayub dengan ketiga temannya yang dicatat pada pasal 7-22. Kedua, anggapan Elihu akan Allah ternyata salah. Ia bukan Allah yang tak memiliki perasaan, yang semata-mata mempertahankan prinsip kebenaran dengan arogan. Ia adalah Allah yang berespons terhadap sikap manusia yang salah. Allah sedih melihat ciptaan-Nya memberontak terhadap-Nya. Saat Allah menghukum, Ia menghukum dengan kasih. Tanpa pengenalan yang benar akan hakikat Allah yang peduli akan keberdosaan umat-Nya, orang Kristen mudah sekali kehilangan simpati terhadap penderitaan sesamanya. Yang tersisa hanya sikap menghakimi dan memaksakan pandangannya yang sesat itu terhadap sesamanya. Kita perlu berpaling pada Dia dan belajar dari Tuhan Yesus yang lemah lembut dan rendah hati terhadap orang-orang lemah dan berbeban berat (Mat. 11:28-30). Doaku: Ampuni aku Tuhan, bila selama ini aku telah menjadi hakim pada sesamaku. Tolong, penuhi aku dengan kasih-Mu supaya aku mengasihi mereka.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |