Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/11/17 |
|
Kamis, 17 November 2022 (Minggu ke-23 sesudah Pentakosta)
|
|
Barangkali banyak orang Kristen yang kurang menyadari bahwa penulisan firman Tuhan dalam loh batu terjadi sebanyak dua kali. Pada kali pertama loh batu itu dihancurkan oleh Musa saking geramnya ia saat bangsa Israel didapati menyembah patung lembu emas. Lantas, Musa memohon agar Tuhan kembali berfirman dan menuntun umat Israel dengan ketetapan-Nya. Maka, terjadilah untuk kedua kalinya penulisan loh batu, dan itulah yang ada dalam teks bacaan kita kali ini. Allah sendirilah yang memerintahkan Musa untuk menuliskan kembali firman-Nya (1-2). Penulisan kembali dua loh batu itu menegaskan komitmen Allah untuk menjalin relasi dengan manusia. Musa dalam kemarahannya telah merusak loh batu itu, tetapi Allah dalam kasih-Nya berkenan untuk memulihkannya. Allah hendak memastikan bahwa firman-Nya itu tidak hanya tertulis dalam loh batu, melainkan juga dilakukan oleh segenap umat-Nya. Itulah sebabnya, suku Lewi ditunjuk untuk melayani Tuhan di tengah-tengah bangsa itu agar firman Tuhan sungguh-sungguh dihidupi (8-9). Demikianlah pernyataan kasih Tuhan kepada umat-Nya. Tidak sekalipun Tuhan memikirkan yang buruk atas umat-Nya. Betapapun buruknya perbuatan bangsa Israel, bahkan juga kita pada saat ini. Janji Tuhan tetaplah abadi, yakni Ia tidak akan memusnahkan kita (10). Sering kali kita memaknai ketetapan dan firman Tuhan sebagai sesuatu yang sangat memberatkan. Kita begitu terbeban untuk membaca bahkan melakukan firman itu. Akhirnya, sering kali muncullah pemakluman bila kita jatuh dalam dosa. Mungkin selama ini cara pandang kita keliru terhadap firman-Nya. Perikop kita hari ini mengingatkan bahwa sesungguhnya firman Allah adalah bentuk perjanjian kasih Allah kepada kita, umat-Nya. Ia ingin kita hidup dengan baik dan berelasi terus dengan-Nya. Firman-Nya akan memandu kita untuk mewujudkan hal itu dalam hidup kita. Sebab itu, hiduplah dengan penuh syukur kepada-Nya. Taatilah firman-Nya karena dengan demikianlah kita belajar untuk sungguh-sungguh mengasihi-Nya. [WDN]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |