Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2003/11/17

Senin, 17 November 2003 (Minggu ke-24 sesudah Pentakosta)

Amsal 1:20-33
Kebalikan hikmat adalah bebal

Kebalikan hikmat adalah bebal. Untuk menjelaskan tentang hikmat, Amsal banyak berbicara mengenai kebebalan. Amsal mengajarkan bahwa orang bebal adalah orang yang menolak hikmat. Bahkan firman Tuhan menjelaskan dengan saksama kepada kita bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh hikmat, asalkan ia mau menerima panggilan Tuhan. Bila ia tidak memiliki hikmat, itu disebabkan oleh pilihannya sendiri. Dengan perkataan lain, orang bebal adalah orang yang memilih untuk hidup bebal (ayat 29).

Orang bebal tidak suka mendengarkan hikmat karena hikmat seperti terang yang menyinari kebodohannya. Ia lebih suka hidup dalam kebebalannya daripada mengakui kekeliruannya. Ia akan lebih memilih teman yang sejiwa dengannya karena mereka akan membenarkan tindakannya; sebaliknya, ia membuang teman yang takut akan Tuhan sebab mereka akan menegur perbuatannya.

Orang bebal adalah orang yang angkuh dan tidak mau dipersalahkan, apalagi belajar dari kesalahan. Akibatnya ia harus memakan sendiri buah perbuatannya, bahkan menanggung akibat fatal kesalahannya (ayat 31-32).

Hikmat hanya diberikan kepada orang yang takut akan Tuhan. Sedangkan orang yang berhenti takut akan Tuhan, adalah orang yang berhenti berhikmat. Sebagai anak Tuhan kita pun bisa menjadi bebal karena adakalanya kita berhenti takut kepada Tuhan. Kita tetap melakukan dosa yang sama kendati kita tahu itu salah. Kita menutup telinga dan mata terhadap peringatan Tuhan. Harus kita waspadai, sebab suatu saat Tuhan akan membiarkan kita terjatuh sangat dalam (ayat 24-28). Di dasar sumur dosa yang dalam itulah kita baru berseru dan bertobat.

Renungkan: Dengarkanlah suara Tuhan sewaktu kita berada di “luar sumur”; mengapa memilih terjerumus dulu ke “dalam sumur” baru sadar akan suara Tuhan?

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org