Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2001/10/25 |
|
Kamis, 25 Oktober 2001 (Minggu ke-20 sesudah Pentakosta)
|
|
Jejak tak terlihat yang menuntun kawanan domba melintasi laut. Adakalanya datangnya berbagai krisis dan kesulitan membenturkan iman kita dengan berbagai realita yang ada, sehingga kita mengalami krisis rohani. Di saat-saat seperti ini, tidak jarang kita merasa seakan-akan Tuhan meninggalkan kita, menjauh, berdiam diri, dan tidak memperhatikan kita, sehingga kita bertanya-tanya: "Di manakah Tuhan yang Aku percayai? Mengapakah Ia berdiam diri?" Krisis seperti inilah yang dialami pemazmur. Ia mengalami krisis kepercayaan terhadap kasih setia Tuhan. Seluruh imannya sedang dipertanyakan sampai ke akarnya (ayat 8-11). Ia melihat adanya kesenjangan yang besar antara imannya dengan realita. Ia merenung, mencoba mencari Tuhan dan mengingat Allah dengan segala perbuatan- Nya, namun bertambah sedih dan terpuruk (ayat 2-7). Pemazmur gagal menemukan Tuhan, walaupun hanya untuk jejak-jejak langkah-Nya saja (ayat 20). Namun ia terus mengingat dan merenungkan perbuatan- perbuatan Allah, hingga ia menyadari bahwa jejak-jejak Allah yang tak mampu dilihat inilah yang telah menuntun kawanan domba Allah melintasi lorong muka air yang luas (ayat 20-21). Pemazmur menyadari bahwa hal ini hanya mungkin dilakukan oleh Allah yang kudus, besar, dan tidak tertandingi (ayat 12-19). Walaupun Allah dengan segala jalan-jalan-Nya tak terpahami, namun Dialah yang menaklukkan kekuatan-kekuatan dunia yang menakutkan dan menuntun umat-Nya melintasi semuanya itu. Melalui mazmur ini, umat Allah ditantang untuk tetap beriman ketika diperhadapkan dengan misteri Allah dan jalan-jalan-Nya yang tak terselami. Hal ini hanya mampu dipahami melalui iman yang terwujud secara konkrit. Tanpa adanya iman maka misteri Allah dan pekerjaan-Nya yang tak terselami tidak akan dipahami. Melalui iman seperti inilah maka kita dapat memahami warisan sejarah sebagai karya Allah yang jejak kaki-Nya tidak kelihatan. Renungkan: Walaupun kita tak mampu menyelami jalan-jalan-Nya, namun kita harus yakin bahwa Dia lebih besar dari segala permasalahan kita. Sekali pun kita tidak melihat-Nya, Ia tetap berada di sisi kita. Ia membimbing kita melintasi segala kesulitan yang kita hadapi. Ketika Anda merasa berjuang sendiri, bacalah kembali mazmur ini berulang kali dan ingatlah karya-karya Tuhan dalam hidup Anda.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |