Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/10/20 |
|
Jumat, 20 Oktober 2006
|
|
Judul: Kehancuran dahsyat Sejak akhir 2004 sampai sekarang ini bertubi-tubi keganasan alam membinasakan kehidupan manusia. Banyak orang berkata, ini terjadi sebagai hukuman Allah karena ulah manusia yang arogan menentang Allah dan hukum-hukum-Nya serta mengeksploitasi habis-habisan bumi ini sebab kerakusan dan angkara nafsu. Sama seperti komentar Allah kepada umat Israel: manusia bodoh dan tidak mengenal Allah sehingga hanya tahu berbuat kejahatan (22). Itulah kengerian yang dilihat Yeremia akan menimpa bangsanya (19-21). Murka Allah nyata karena dosa memberi akibat dahsyat. Pertama, alam rusak oleh ulah manusia dan mengancam kelangsungan manusia (23-26). Kerusakan itu dahsyat digambarkan seperti alam yang balik kepada kondisi sebelum penciptaan (23, bnd. Kej. 1:2). Pantaslah murka Allah atas manusia yang merusak dunia ciptaan-Nya. Kedua, moralitas manusia rusak dan semakin menumpulkan hati nurani mereka. Mereka melacurkan diri kepada dewa dewi bangsa lain dan berkhianat pada Allah. Hukuman Allah setara dengan kekejian dosa mereka. Allah menyerahkan mereka ke tangan bangsa lain. Mereka menemukan dewa dewi bangsa lain bukan hanya tak mampu menyelamatkan mereka dari hukuman Allah bahkan akan melumat mereka sendiri (Yer. 4:30). Buah perzinaan itu harus mereka tanggung sendiri, seperti kesakitan ibu yang hendak bersalin, dikepung musuh yang hendak membinasakannya (31). Apa maksud semua kengerian ini diungkapkan Yeremia baik bagi bangsanya masa lalu maupun buat kita sekarang ini? Bagi Israel agar mereka cepat bertobat sementara hukuman belum lagi dilaksanakan. Bagi kita agar pengalaman Israel mendorong kita mencari Allah dan memohon belas kasih-Nya. Bertobatlah sebelum murka Allah dicurahkan penuh dan dengan adil memusnahkan bumi beserta penduduknya yang berdosa. Camkan: Jangan mengeraskan hati dari teguran kasih Tuhan supaya jangan murka-Nya melanda Anda.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |