Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/10/18 |
|
Selasa, 18 Oktober 2022 (Minggu ke-19 sesudah Pentakosta)
|
|
Dalam perikop ini terdapat dua penglihatan. Pertama, Yohanes melihat Iblis dirantai dan dibuang ke dalam jurang maut (1-3). Kedua, ia melihat orang-orang yang dibunuh, karena menjadi saksi Kristus, bangkit dan memerintah bersama Kristus seribu tahun lamanya, yakni pada masa Iblis dipenjara (4-6). Seorang malaikat akan mengalahkan, membelenggu, lalu melemparkan Iblis ke dalam jurang maut. Dengan anak kunci yang dipegangnya, dia akan mengunci pintu jurang itu dan menyegelnya. Setelah genap seribu tahun, malaikat itu akan melepaskan Iblis sebentar saja. Jelas Iblis bukan pribadi mahakuasa. Ia-yang sering digambarkan menjadi lawan Yesus dalam Kitab-kitab Injil-takluk di hadapan malaikat. Hal itu mestinya membuat orang percaya tidak terlalu tinggi menilai kuasa Iblis. Frasa "ia akan dilepaskan" menjelaskan bahwa semua tindakan Iblis bukanlah di luar sepengetahuan dan izin Allah. Semua merupakan rancangan Allah dan ada dalam kendali-Nya. Kenyataan itu seharusnya menjadi sumber penghiburan bagi setiap pengikut Kristus. Ungkapan "seribu tahun" tak perlu dimaknai harfiah. Hal itu merupakan penghitungan Allah sendiri. Dalam waktu seribu tahun itu orang-orang yang dihukum mati karena memberitakan Injil, dan menolak untuk menyembah kaisar, akan dibangkitkan dan memerintah bersama Kristus. Kematian karena Injil bukanlah aib. Dengan tegas Yohanes mengatakan bahwa para martir layak disebut berbahagia karena merekalah umat khusus milik Allah, yang tidak mengalami kematian kedua. Hal itu juga semestinya mendorong kita-para pengikut Kristus-untuk tidak takut hidup dan mati demi Injil. Sebab, kehidupan dan kematian karena Injil akan membebaskan kita juga dari kematian yang kedua. Hal itu pulalah panggilan kristiani kita: menjadikan rumah, lingkungan, sekolah, juga kantor kita sebagai ladang misi Allah, sehingga makin banyak orang merasakan kasih dan pelayanan Allah melalui kesaksian kita, baik kata maupun karya. Memang ini bukan hal gampang, namun layak kita lakoni sebagai hamba Allah. [YMI]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |