Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/10/14 |
|
Kamis, 14 Oktober 2021 (Minggu ke-20 Sesudah Pentakosta)
|
|
Beberapa orang mudah berjanji, namun untuk menepatinya begitu sulit dan bahkan berujung pada kekecewaan dari yang dijanjikan. Janji manusia sering kali meleset, padahal janji itu ibarat utang, yang harus ditepati atau dibayar lunas. Bagaimana dengan janji Allah, apakah kita memiliki perspektif yang sama seperti janji manusia? Di tengah nubuatan Nabi Mikha akan suatu malapetaka besar sebagai hukuman yang setimpal dengan perbuatan dosa mereka, Allah menubuatkan juga berita keselamatan bagi bangsa Israel, sebagai "umat sisa" yang masih setia dan mengasihi-Nya di masa depan. Allah sendiri sebagai pelopor dan pemimpin barisan umat-Nya. Bahkan, ditekankan dua kali kata "sungguh-sungguh" sebagai penegasan atas janji Allah di masa depan yang pasti akan digenapi (12-13). Kita percaya bahwa status kita sebagai umat Allah yang memiliki hak istimewa tidak serta-merta membuat kita kebal dari dosa dan hukuman. Status istimewa selalu disertai tanggung jawab moral yang lebih besar. Penghukuman tidak pernah menjadi tindakan terakhir dari Allah. Dia bertindak secara tetap dari hukuman ke kasih karunia, dari penghakiman ke pengampunan, dan dari penderitaan ke pengharapan. Janji pemulihan Allah yang berupa keselamatan hanya diberikan kepada orang yang percaya dan dengan sabar dan setia menunggu janji-Nya dalam kebenaran firman-Nya, bukan kepada mereka yang menikmati dosa-dosanya dan tidak mengikuti jalan-jalan-Nya. Tak ada alasan bagi kita untuk meragukan keseriusan dan kemampuan Allah untuk menepati janji-Nya. Kuasa Allah mengubah apa yang tidak mungkin. Dia menerobos segala keraguan yang menghalangi kita. Allah sendirilah yang akan memisahkan orang-orang yang setia dari orang-orang yang tidak setia dan hidup menyimpang dari jalan-Nya. Jika kita mau hidup di dalam janji pemulihan Allah, maka hendaklah kita hidup setia dalam pimpinan-Nya, setiap waktu dan di setiap tempat, dalam segala keadaan yang kita alami. Laksana bayangan yang selalu mengikuti ke mana pun kita berjalan. [GSS].
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |