Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/10/08

Minggu, 8 Oktober 2023 (Minggu ke-19 sesudah Pentakosta)

Meratapi diri merupakan bagian dari praktik religius yang utama. Menyatakan ratapan sering menjadi pengajaran para nabi. Ratapan bertujuan menyiapkan ruang batin yang bersih bagi bersemayamnya Roh Tuhan. Ketika orang meratap, ia ibarat sedang menyapu sampah di dalam diri.

Para nabi meratap. Mereka tidak meratapi dirinya sendiri, melainkan meratapi nasib suatu bangsa. Mereka meratapi Israel dan Yehuda, termasuk bangsa lain juga. Nabi Yehezkiel mendapatkan perintah untuk meratapi Mesir. Bangsa yang merasa kuat ini akan menerima hukuman dahsyat dari Tuhan melalui Babel. Kekayaan mereka akan dirampas (19), begitu juga dengan nyawa penduduknya.

Benar-benar ngeri karena Mesir jatuh ke orang yang jahat.

Mengapa mahapralaya (kehancuran hebat) yang hendak menimpa Mesir ini mesti diratapi? Rupanya hal ini menjadi pengajaran yang penting bagi umat. Ratapan selalu terkait dengan ancaman mahapralaya. Oleh karena itu, bila sampai seorang nabi hingga mempersembahkan ratapannya kepada Tuhan, tentu ada hal besar akan terjadi. Di sinilah umat perlu segera sadar dengan mawas diri. Bahwa sedang ada ancaman mengerikan yang disampaikan Tuhan dengan perantaraan sang nabi. Dari situlah tradisi ratapan pun kemudian menjelma menjadi salah satu ritus keagamaan yang penting untuk dikerjakan umat.

Ratapan bukan hanya sebagai sarana untuk memohon pertolongan Tuhan supaya terhindar dari mahapralaya. Dengan meratap, orang disadarkan pada kemahakuasaan Tuhan. Dengan kesadaran demikian, orang pun menemukan pengharapannya kembali. Di sinilah pentingnya meratapi diri supaya diri ini selalu terhubung dengan kemahakuasaan Tuhan. Bahwa Dia yang mahakuasa itu selalu dapat diandalkan.

Kemahakuasaan Tuhan selalu melahirkan harapan demi harapan. Berbahagialah kita yang selalu mendapatkan kesempatan meratapi diri.

Dengan meratapi diri, kita mengakui kelemahan pribadi, tetapi di saat yang sama kita sekaligus mengakui kekuatan Tuhan. [SET]

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org