Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/09/02

Sabtu, 2 September 2023 (Minggu ke-13 sesudah Pentakosta)

Amsal 28:1-14
Kekayaan Tidak Menjamin Kebahagiaan

Dunia sering menganggap bahwa kekayaan akan membawa kebahagiaan dan kedamaian, tetapi sesungguhnya yang dapat merasakan hidup damai adalah orang yang takut akan Allah.

Nas kita hari ini banyak mengontraskan antara kehidupan orang fasik dan orang benar. Orang fasik selalu hidup dalam ketakutan. Mereka bahkan digambarkan akan berlari sekalipun tidak ada yang mengejar. Hal itu merupakan hukuman Allah terhadap umat yang tidak setia (lih. Im. 26:17). Sebaliknya, orang benar akan hidup dengan tenang dan aman seperti singa muda (1). Walaupun dunia menganggap kekayaan adalah keuntungan, tetapi Amsal mengajarkan bahwa lebih baik menjadi orang miskin yang bersih kelakuannya, daripada orang kaya yang mendapatkan kekayaan dengan cara yang kotor (6). Ternyata, sering sekali kekayaan yang didapatkan dengan cara yang tidak diperkenan Allah, seperti menindas orang miskin dengan meminta riba atas pinjaman mereka, tidak akan bertahan. Sebab, Allah akan memberikannya kepada orang yang memiliki belas kasihan kepada orang miskin (8). Hal itu juga terjadi dengan Raja Ahasyweros yang memberikan kekayaan Haman kepada Ester (lih. Est. 8:1).

Kita tidak seharusnya mengukur kebahagiaan dan rasa tenang dengan ukuran kekayaan. Sebab, kebahagiaan dan ketenangan hidup hanya bisa diperoleh jika kita hidup dengan benar; hidup sebagai orang yang takut akan Allah dan menjalankan perintah-perintah-Nya. Tentu saja, memiliki kekayaan bukanlah dosa jika kekayaan itu kita dapatkan dengan cara yang diperkenan Allah dan merupakan berkat dari Allah. Namun, jika kita melakukan apa yang tidak diperkenan Allah untuk mendapatkan kekayaan, maka kekayaan tersebut tidak mungkin memberikan ketenangan kepada kita. Kekayaan itu juga akan mudah lenyap.

Tujuan hidup kita adalah memuliakan Bapa di Surga, bukan menjadi kaya. Mari, berfokus untuk hidup dengan cara yang diperkenan Allah dan menikmati bagian apa pun yang Allah berikan kepada kita. [INT]


Baca Gali Alkitab 1

Amsal 28:1-14

Tuhan memberikan hukum dan peraturan dalam hidup manusia, bukan bertujuan untuk memberatkan kehidupan, melainkan untuk menciptakan keteraturan dalam hidup bersama. Tuhan tahu bahwa tanpa peraturan itu hidup manusia akan menjadi kacau dan liar.

Manusia akan saling menghajar, bahkan saling membinasakan. Dosa yang telah masuk ke dalam kehidupan manusia membuat manusia tidak mampu hidup dengan baik tanpa hukum Tuhan.

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa saja karakter jahat manusia? Apa yang diakibatkannya? (1-5)
2. Bagaimana perbandingan antara orang benar dan orang jahat? (6-8)
3. Apa akibat yang diterima oleh orang jahat? (9-10)
4. Apa saja kebaikan yang diterima oleh orang benar? (11-12)
5. Mengapa penting mengakui kesalahan dan bertobat? (13-14)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap hukum dan peraturan yang berlaku dalam kehidupan bersama?
2. Bagaimana kita mengartikan "cara hidup yang benar di hadapan Tuhan" dalam konteks hidup kita saat ini? Jelaskan!
3. Apakah menaati hukum dan peraturan yang berlaku adalah cara tepat untuk memperbaiki perilaku seseorang? Apa alasannya!

Apa respons Anda?
1. Jika Anda adalah seorang pemimpin, bagaimanakah caranya supaya orang yang Anda pimpin sejahtera?
2. Bagaimana Anda memelihara hukum-hukum Tuhan saat Anda hidup di tengah orang-orang yang tidak takut kepada Tuhan dan yang selalu berbuat jahat?
3. Jika Anda adalah seorang warga atau umat yang dipimpin, bagaimanakah cara Anda memberikan masukan yang dapat diperhatikan dan ditindaklanjuti oleh pemimpin Anda?

Pokok Doa:
Mari kita mendoakan proses pembentukan karakter yang mau meneladan Kristus dalam hidup sehari-hari.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org