Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/08/24 |
|
Rabu, 24 Agustus 2016 (Minggu ke-15 sesudah Pentakosta)
|
|
Allah berulang kali bertanya pada Yehezkiel dengan pertanyaan yang sama, yaitu "Maukah engkau menghakimi?" (36; bdk. 20:4) Pertanyaan ini bukan menuntut Yehezkiel untuk memberi jawab, melainkan perintah Allah untuk mewakili diri-Nya menyampaikan berita penghakiman dan kutukan terhadap umat Israel. Kejahatan orang-orang Samaria dan Yerusalem tidak dapat ditolerir lagi. Perbuatan keji mereka terlihat dari dari dua hal, yakni: Pertama, perzinaan rohani terhadap berhala dewa asing. Mereka telah mengkhianati ikatan perjanjian antar Allah dengan mereka. Bangsa Israel lebih mencintai dewa Molokh dan memberikan persembahan anak-anak lelaki sebagai korban bakaran (37). Kedua, mencemari kekudusan Allah dengan menaruh patung berhala bangsa asing di Bait Allah. Tindakan mereka telah menodai nama Allah dan hari kudus-Nya (38-39). Selain itu, tempat ibadah dipakai untuk ritual dan pesta keagamaan bangsa yang tidak menyembah Allah (40-42). Mentalitas Israel yang bobrok dan tercemar dilukiskan Allah sebagai bunga yang layu (43). Artinya, orang-orang Israel tidak memiliki martabat sebagai bangsa yang kudus. Mereka mengira bahwa kerajaan Babel yang kuat dapat melindungi bangsa Israel dari incaran bangsa sekitarnya. Sebab itu mereka bersekutu dengan orang-orang Kasdim. Allah menyebut ikatan politik tersebut sebagai kemesuman (44). Melihat kemesuman umat-Nya, Allah memakai dan memberi kekuasaan kepada kaum sisa dari Israel yang setia menyembah kepada Allah untuk menghakimi bangsanya (45). Kaum sisa Israel ini yang akan menegakkan kembali hukum Taurat dan mengadili orang-orang fasik. Mereka yang tidak setia kepada Allah Israel akan mendapat ganjaran kematian. Kematian akan menghantui mereka menjadi sebuah kengerian (46-47). Dengan cara ini, setiap kota dan wilayah Israel akan dibersihkan dari kenajisan dan ketidakudusan di hadapan Allah (48-49). Di mana-mana kefasikan merajalela dan menunggu umat Allah terjerat olehnya. Karena itu, peganglah firman dan kebenaran-Nya setiap hari. [TG]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |