Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/07/31 |
|
Sabtu, 31 Juli 2021 (Minggu ke-9 sesudah Pentakosta)
|
|
Bagi penulis surat Yohanes, tindakan saling mengasihi tidak bisa lepas dari tindakan percaya kepada Tuhan Yesus. Saling mengasihi tidak sekadar diwujudkan dengan perkataan, melainkan harus dilakukan dalam kebenaran (18). Perintah untuk percaya kepada nama Yesus Kristus (23) menekankan kesatuan antara iman dan perbuatan, yaitu percaya kepada Tuhan Yesus dengan menunjukkan perbuatan mengasihi Allah dan sesama. Mengasihi juga berkaitan dengan kebenaran. Kebenaran adalah lawan dari dusta dan tipu muslihat. Maksudnya, tidak ada lagi kepalsuan. Benar juga berarti utuh. Kebenaran juga melekat pada keberadaan Allah. Dengan demikian, mengasihi dalam kebenaran adalah mengasihi secara utuh dan tanpa kepalsuan di dalam Allah. Mengasihi seperti inilah yang harus kita terapkan dalam kehidupan kita. Mengasihi dalam kebenaran adalah ciri khas anak-anak Allah sebab mereka berasal dari kebenaran. Mengasihi adalah tanda nyata bahwa anak-anak Allah ada di dalam Allah dan Allah ada di dalam mereka. Mengasihi adalah cara hidup anak-anak Allah untuk mencapai keintiman dengan Allah. Dengan demikian, mengasihi menjadi bukti bahwa anak-anak Allah melakukan perbuatan yang berkenan kepada-Nya. Mungkin kita perlu bertanya tentang motivasi kita dalam mengasihi. Apa yang menjadi motivasi kita dalam mengasihi Allah dan sesama? Adakah hal tertentu yang tersembunyi yang menggerakkan kita untuk berkorban bagi orang lain? Bagaikan fenomena gunung es, puncaknya terlihat, namun dasarnya sangat dalam tak terlihat. Demikianlah motivasi di balik tindakan mengasihi, kebenarannya merupakan dasar yang sangat dalam, jauh dari jangkauan untuk terlihat. Dasar yang tidak terlihat ini lebih besar daripada yang terlihat. Orang lain bisa saja memuji kita karena merasakan kebaikan dan pengorbanan yang kita lakukan. Namun, apakah mereka mengetahui motivasi di balik tindakan kita itu? Mari kita memurnikan motivasi kita dan sungguh-sungguh mengasihi. Biarlah Allah dan sesama kita tidak menemukan kepalsuan di dalam diri kita. [JMH] Baca Gali Alkitab 5 Yohanes bersikeras pada pentingnya memiliki pemahaman yang benar mengenai Yesus dan mengasihi satu sama lain. Pemaparan yang diberikannya mengenai kasih berakar pada keyakinannya bahwa kebenaran tentang Yesus terletak pada perwujudan kasih Allah di dalam diri-Nya. Allah menyatakan Diri-Nya secara terbuka kepada umat-Nya dan memberikan hidup yang kekal. Yohanes mengingatkan para pembacanya akan keyakinan mendasar tentang apa yang telah Allah perbuat melalui Yesus Kristus. Yohanes mendorong mereka supaya hidup sesuai dengan keyakinan itu dan meyakinkan mereka tentang keamanan mereka sendiri di dalam kasih Allah. Orang-orang percaya pun diperintahkan untuk mengungkapkan iman yang autentik kepada Yesus dan mengungkapkan kasih yang autentik kepada anak-anak Allah (23). Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |