Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2025/04/06 |
|
![]() |
|
Minggu, 6 April 2025 (Minggu Pra-Paskah 5)
|
|
Dalam keseharian hidup, kita sering kali tidak menyadari betapa pentingnya kekudusan Allah. Apakah perilaku kita sudah mencerminkan kekudusan Allah yang kita sembah? Apakah kita mempertimbangkan kekudusan Allah dalam hidup kita? Nas kita hari ini menunjukkan kekudusan Allah adalah yang paling penting. Seorang anak dari perempuan Israel menghujat nama TUHAN dengan mengutuk, dan ia dibawa kepada Musa (11). TUHAN berfirman kepada Musa bahwa orang itu harus dibawa ke luar perkemahan dan semua orang yang mendengar harus meletakkan tangannya ke atas kepala orang itu. Lalu, seluruh umat harus melempari dia dengan batu (14). Setiap orang yang mengutuk Allah harus menanggung dosanya sendiri dan siapa yang menghujat nama TUHAN, harus dihukum mati (15-16). Perkemahan Israel adalah kudus karena Allah bersemayam di antara umat (bdk. Kel. 25:8). Karenanya, orang itu dibawa keluar perkemahan untuk dihukum mati supaya tidak menajiskan perkemahan yang kudus. Ketika kita membaca hukuman seperti ini, kita mungkin merasa Allah menghukum terlalu berat. Itu karena kita tidak mengerti betapa pentingnya kekudusan Allah. Kita menganggap, nyawa manusia lebih penting daripada kekudusan Allah, dan karenanya tidak suka dengan hukuman mati seperti itu. Bagaimanapun juga, kita harus memahami, walau nyawa manusia berharga di mata Allah, tetapi nilainya tidak dapat dibandingkan dengan kekudusan Allah. Musa dan Harun dihukum tidak boleh masuk ke Kanaan karena tidak menghormati kekudusan Allah di depan orang Israel (bdk. Bil. 20:12). Ingat, permohonan pertama yang diajarkan oleh Yesus dalam Doa Bapa Kami adalah supaya nama Bapa dikuduskan (bdk. Mat. 6:9). Allah kita kudus dan kekudusan-Nya harus menjadi prioritas utama dalam hidup kita. Dalam setiap keputusan yang kita ambil, kita harus mementingkan untuk menghormati kekudusan Allah daripada mencari keuntungan diri. Hanya dengan demikian kita dapat berkenan kepada-Nya. [INT]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |