Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/02/09 |
|
Rabu, 9 Februari 2022 (Minggu ke-5 sesudah Epifani)
|
|
Beberapa orang berpikir seandainya mereka dapat mendengar suara Tuhan, hidup mereka akan menjadi lebih saleh. Belum tentu! Mendengar, tiada artinya bila tidak diikuti dengan ketaatan. Perkataan perjanjian yang tertulis di sini (6) berkaitan dengan kitab perjanjian yang ditemukan di rumah Tuhan dalam masa pemerintahan Yosia (lih. 2Raj. 23:2). Di sini Yeremia disuruh Allah untuk menyerukan perintah-perintah dari kitab itu berulang-ulang. Nasib bangsa itu bergantung pada ketaatan mereka kepada perjanjian Allah. Berulang kali Nabi Yeremia menyerukan "Dengarlah perkataan-perkataan perjanjian ini!" dan "Dengarlah suara-Ku!" Sesuai titah Raja Yosia, segenap rakyat harus mendengarkan perkataan perjanjian itu. Namun, sesungguhnya hati mereka jauh dari Allah. Mereka mendengar, tetapi tidak taat. Bangsa Israel diam-diam beribadah kepada allah-allah lain, seperti yang dilakukan nenek moyang mereka dahulu. Mereka menyembunyikan dosa itu dari raja dan nabi. Namun, Allah mengetahui perbuatan mereka (9, 10). Allah memperingatkan tentang malapetaka hebat yang akan Dia datangkan bagi bangsa itu. Begitu hebat malapetaka itu sehingga diibaratkan pohon zaitun yang terbakar dalam badai (16). Ada ironi penghukuman Allah. Oleh karena mereka tidak mendengarkan suara-Nya, maka nanti ketika hukuman dijatuhkan, Dia tidak akan mendengarkan doa mereka. Bahkan, Yeremia pun dilarang mendoakan bangsa itu. Berdoa agar orang lain diampuni Allah hanya efektif bila orang itu sendiri berdoa. Tuntutan Allah kepada umat-Nya adalah "Dengarkanlah suara-Ku!" Mendengar berarti taat. Kita belajar taat dengan melakukan perintah-perintah Allah yang tertulis dalam Alkitab. Dalam momen-momen khusus, kita juga belajar taat kepada Roh Kudus yang berbicara dalam hati kita. Anugerah Allah adalah bila kita dapat mengetahui apa yang dikehendaki-Nya. Mari kita tanggapi dengan menaati perintah-Nya! Anugerah Allah memampukan kita untuk mendengar dan melakukan segala kehendak-Nya. [PHM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |