Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/02/09 |
|
Selasa, 9 Februari 2021 (Minggu ke-5 sesudah Epifani)
|
|
Alkitab mencatat ada sikap yang unik dari salah satu suku bangsa Israel terkait dengan warisan pusaka dari bapa leluhur mereka. Persoalan tanah sudah dibahas sejak zaman dulu. Keturunan Yusuf mengemukakan perihal alih kepemilikan tanah pusaka turun-temurun itu ketika terjadi perkawinan antara anak-anak perempuan mereka dengan anak-anak laki-laki dari suku yang lain. Keturunan Yusuf memperjuangkan hak-hak kaum keluarganya di hadapan Musa dan pemimpin-pemimpin Israel (1). Tanah pusaka bagi setiap suku bangsa Israel memiliki makna teologis. Tanah pusaka menunjukkan identitas mereka sebagai umat Tuhan. Mempertahankan tanah pusaka adalah bentuk ketaatan mereka dalam memegang perjanjian mereka sebagai umat Tuhan. Anak-anak perempuan Zelafehad sangat rentan kehilangan milik pusakanya jika mereka menikah dengan laki-laki di luar kaum kerabatnya (3, 4). Oleh karena itu, mereka harus menikah dengan orang dari salah satu kaum yang termasuk suku ayahnya (8). Anak-anak perempuan Zelafehad kemudian kawin dengan laki-laki dari kaum-kaum bani Manasye bin Yusuf, sehingga milik pusaka mereka tetap tinggal pada suku kaum ayahnya (10-12). Anak-anak Zelafehad bukan semata-mata berjuang mempertahankan tanah mereka. Mereka berjuang untuk taat pada Tuhan. Perjuangan mereka tidak berbeda jauh dari perjuangan umat Tuhan masa kini. Sesuai dengan konteks kita saat ini, kita bisa memahami gereja sebagai warisan pusaka yang berfungsi menjaga identitas umat Tuhan di tengah dunia ini. Warisan pusaka gereja yang dimaksudkan adalah ibadah dan persekutuan. Seperti anak-anak Zelafehad, kita harus memperjuangkan identitas kita sebagai umat Tuhan. Ada banyak hal yang dapat membuat kita makin mencintai ibadah dan persekutuan. Ada banyak kegiatan menyenangkan yang bisa kita lakukan ketika beribadah atau bersekutu dengan Tuhan. Kita perlu sadar bahwa menjaga warisan pusaka dapat dilakukan dengan mengembangkan kreativitas dan potensi diri. [RGD]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |