Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/01/27 |
|
Jumat, 27 Januari 2006
|
|
Judul: Tanggung jawab terhadap sesama Hukum Taurat dibuat untuk mengatur kehidupan umat agar kudus di hadapan Allah dan bertanggung jawab serta peduli kepada sesama. Memang dalam beberapa hal, bagi orang modern peraturan-peraturan ini sepertinya kurang adil, misalnya peraturan budak (ayat 20-21, 26-27, 32). Namun, kita harus ingat bahwa dibandingkan dengan peraturan yang mengatur perbudakan di dunia kafir, Hukum Taurat jauh lebih adil dan manusiawi. Tujuan peraturan-peraturan yang diberikan pada nas ini ada dua. Pertama, peraturan ganti rugi dan pembalasan diatur sedemikian rupa sehingga tidak ada pembalasan yang berlebihan. Mata ganti mata, gigi ganti gigi, dst. (ayat 24-25) bukan dilaksanakan untuk main hakim sendiri melainkan untuk mencegah pembalasan yang berlebihan. Demikian juga, kerugian materi hanya diganti dengan materi. Kedua, dalam kasus ketidaksengajaan, ada perbedaan antara tidak mendapat hukuman dengan pembayaran ganti rugi. Misalnya pada pertengkaran yang berubah menjadi perkelahian tangan kosong. Seseorang yang memukul sesamanya dengan tidak sengaja sampai sesamanya itu terbaring sakit, ia harus membayar ganti rugi pengobatannya, tetapi ia tidak dihukum (ayat 18-19). Peraturan-peraturan ini menegaskan bahwa setiap anggota umat Allah harus memiliki kepedulian dan tanggung jawab satu sama lainnya. Pada saat yang sama, setiap anggota umat Allah harus menjaga diri dan lingkungannya agar tidak menjadi penyebab masalah bagi orang lain (ayat 29, 33-36). Berbagai peraturan ini sebenarnya sudah diatur dalam undang-undang negara kita. Yang paling penting adalah menerapkan sikap menjaga kekudusan di hadapan-Nya sebagai dasar kepedulian dan tanggung jawab kita terhadap sesama. Di tengah kondisi pelanggaran HAM di negara kita, orang Kristen harus memelopori pemberlakuannya. Mulailah dari lingkaran terkecil, keluarga, gereja, masyarakat, dst. Camkan: Tidak peduli dan tidak bertanggung jawab atas sesama adalah bukti kita bukan anak-anak Allah!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |