Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/01/13 |
|
Jumat, 13 Januari 2017 (Minggu ke-1 sesudah Epifania)
|
|
Yesus mengajarkan sebuah prinsip yang melampaui hukum pembalasan yang setimpal (38; lihat Ul. 21:24; Ul. 19:21). Prinsip itu adalah bersedia menerima ketidakadilan dan kerugian (39, bdk. 1 Kor. 6:7). Misalnya, tidak melawan orang yang berbuat jahat kepada kita, memberikan pipi kiri ditampar sekalipun pipi kanan sudah ditampar (40); memberikan jubahnya, sekalipun orang lain menginginkan bajunya (41); berjalan dua mil bersama orang yang mamaksanya berjalan satu mil (42). Yesus juga mengajarkan sesuatu yang melampaui hukum yang berlaku di kalangan orang Yahudi, yakni mengasihi sesama, namun membenci musuh (43). Yesus mengajarkan agar kita mengasihi dan mendoakan orang yang menganiaya kita (44). Itulah ciri yang seharusnya dari anak-anak Bapa surgawi. Bapa pun telah berbuat kasih kepada orang yang jahat dan baik, orang yang benar dan tidak benar (45). Kita harus melakukan tindakan lebih dari sekadar mengasihi orang yang mengasihi kita dan hanya memberi salam hanya kepada saudara sendiri saja (46-47). Berusaha mengasihi sesempurna mungkin seperti Bapa surgawi mengasihi (48) adalah standard yang Tuhan inginkan bagi kita. Tindakan jahat kepada orang lain bisa menimbulkan aksi pembalasan dendam. Pembalasan dendam bisa menimbulkan reaksi membalas dendam pula. Rantai pembalasan dendam ini sulit diputuskan kecuali kita rela untuk memutuskannya. Caranya dengan bersedia menanggung ketidakadilan dan kerugian seperti yang Yesus sendiri teladankan. Kemudian reaksi balik ketika seseorang berbuat jahat kepada kita adalah mengasihi dan mendoakan orang tersebut. Siapa tahu orang tersebut kemudian sadar dan bertobat seperti yang Paulus pernah alami. Kalahkan kejahatan dengan tidak membalas dengan berbuat jahat! Percayalah bahwa Tuhan yang akan menjadi hakim yang adil bagi kita (Ibr. 10:30)! Tunjukkanlah kasih dan berdoalah bagi orang yang berbuat jahat kepada kita! Dengan cara itu kita telah menjadi saksi yang mempermuliakan Bapa. [RH]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |