Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2014/12/23 |
|
Selasa, 23 Desember 2014 Bacaan : Matius 1:18-25 Setahun : Wahyu 1-2 Nas : Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di depan umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. (Matius 1:19)
|
|
Salah satu tokoh dalam peristiwa kelahiran Yesus Kristus adalah Yusuf. Dari keempat Injil, hanya Injil Matius yang memberikan deskripsi tentang suami Maria ini, yang digambarkan sebagai seseorang yang tulus hati. Dalam kehidupan masyarakat Yahudi, tahap pertunangan sama pentingnya dengan pernikahan, namun pasangan yang bertunangan belum diperbolehkan melakukan hubungan suami-istri. Ketidaksetiaan semasa pertunangan dianggap zinah dan, jika masyarakat mengetahui, hukuman rajam sudah menanti. Buku Tafsiran Alkitab Masa Kini menyebutkan bahwa ketulusan hati Yusuf mendorongnya melakukan hal yang benar secara hukum, tanpa harus mempermalukan tunangannya. Ia berencana memberikan surat talak kepada Maria di depan dua orang saksi atau "menceraikannya dengan diam-diam" (ay. 19). Ketulusan hati Yusuf berlanjut dengan ketaatannya kepada perintah Tuhan. Tanpa banyak kata, ia melaksanakan permintaan Tuhan, yaitu mengambil Maria sebagai istrinya, namun tidak bersetubuh dengannya sampai anak yang dikandungnya lahir. Karena tulus dan taat, Yusuf tidak bersikeras dengan rencananya dan tidak mengutamakan kehendaknya sendiri. Ia juga tidak berhitung untung-rugi saat harus menerima kehadiran anak yang bukan darah dagingnya. Sudahkah kita bersikap sebagai pribadi yang tulus hati sekaligus taat kepada-Nya dalam menjalankan peran kehidupan masingmasing? Baik di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, maupun dalam pelayanan di gereja? -- Sisilia Lilis /Renungan Harian KETULUSAN HATI MENDORONG KITA
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |