Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2005/12/20 |
|
Selasa, 20 Desember 2005 Bacaan : Kisah 1:1-9,17,18 Setahun : Titus Nas : Paulus, hamba Kristus Yesus, ... dipanggil menjadi rasul (Roma 1:1)
|
|
Spartakus bukan sekadar tokoh film yang melegenda, ia juga seorang tokoh sejarah. Para sejarawan mengatakan bahwa ia mungkin seorang prajurit Roma yang kabur, lalu ditangkap kembali, kemudian dijual dalam sistem perbudakan sebagai seorang gladiator. Semasa di sekolah gladiator di Capua, Spartakus memimpin sebuah pemberontakan. Aksi pembelotan ini menarik perhatian sejumlah besar budak, yang berkembang menjadi sekitar 70.000 budak. Mulanya, pasukan budak Spartakus mengalami kemenangan-kemenangan yang spektakuler. Namun akhirnya mereka kalah, dan para pemberontak yang tertangkap disalibkan di sepanjang jalan ke Roma. Pengalaman Rasul Paulus sangat berbeda dengan Spartakus. Saulus dari Tarsus (dikenal juga sebagai Paulus) dilahirkan sebagai orang bebas, namun ditetapkan menjadi "budak". Kisah Para Rasul 9 mencatat hari yang sudah ditetapkan saat Saulus harus berhadapan muka dengan muka dengan Sang Juru Selamat yang ingin ia lawan. Sejak saat itu, ia melayani Yesus dengan sepenuh hati. Spartakus dipaksa untuk melayani seorang majikan Roma. Namun Paulus, sebagai respons atas anugerah Allah, bersedia menjadi "budak" bagi Yesus Kristus. Di dalam hati orang percaya berkecamuk peperangan rohani antara dosa dan kebenaran. Kita dapat menaati sang majikan dosa, atau kita berkata ya kepada Allah Sang Pemberi anugerah yang telah membebaskan kita (Roma 6:16; Yohanes 8:34). Kebebasan terbesar kita terletak dalam pelayanan kepada Dia yang menciptakan dan menebus kita -HDF KEBEBASAN SEJATI DITEMUKAN DALAM PELAYANAN
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |