Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2017/12/18 |
|
Senin, 18 Desember 2017 Bacaan : Mazmur 18:1-20 Setahun : 1 Petrus 3-5 Nas : Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung .... (Mazmur 18:3)
|
|
Guncangan gempa 6; 2 SR di Malang pada 16 November 2016 terasa sampai ke pulau Bali dan sempat dikhawatirkan memicu tsunami. Rumah kami pun bergetar kencang, lemari kaca terbuka, dan buku-buku berjatuhan. Saya khawatir karena rumah kami tanpa struktur kolom. Selama pelarian, Daud sering bersembunyi di gunung batu, seperti En- Gedi, Adulam, dan terutama Gunung Batu Keluputan di Maon (1Sam. 23:28). Selain ideal untuk bersembunyi, relung gunung batu dapat melindungi Daud dari badai dan cuaca ekstrem di gurun. Namun, dalam mazmurnya Daud tak pernah membanggakan gunung-gunung batu itu atau, setelah menjadi raja, mendirikan tugu peringatan di situ. Sebaliknya, ia selalu memuji Tuhan sebagai gunung batu yang memberi rasa aman dan menyelamatkannya. Tuhanlah gunung batu keluputan yang sesungguhnya. Setelah mengalami gempa tadi, saya lebih memahami Mazmur 18. Mungkin kita memilih gunung batu yang salah, seperti merasa terlindung dari penyakit karena makanan sehat, merasa aman mendiami rumah yang kokoh, hidup di negara yang damai, punya banyak teman, memiliki keahlian, penghasilan yang baik, karier menanjak, keuangan yang stabil, atau menduduki jabatan penting. Jika hal itu mengalami guncangan dan iman kita goyah, tampaknya kita telah salah memilih. Tuhanlah gunung batu yang sesungguhnya. Meskipun dalam keadaan sengsara, kita akan merasa damai bersama-Nya. Perlindungan-Nya tak terguncangkan. --ES/www.renunganharian.net GUNUNG BATU YANG SEJATI TAK HANYA MELINDUNGI, TETAPI JUGA
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |