Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2015/12/17 |
|
Kamis, 17 Desember 2015 Bacaan : Roma 5:1-11 Setahun : 1 Petrus 1-2 Nas : Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang fasik pada waktu yang ditentukan oleh Allah. (Roma 5:6)
|
|
Jotakan (bahasa Jawa: bermusuhan, saling mendiamkan) dapat dilakukan anak kecil atau orang besar, dalam jangka pendek atau panjang. Bahkan, bisa jadi kita jotakan dengan Allah! Ketika Allah tampak mengecewakan kita, itulah saat yang paling menggoda untuk jotakan dengan Dia, bukan? Padahal, bila sekali saja Allah yang memusuhi kita, pastilah hidup kita hancur berantakan. Paulus justru menunjukkan bahwa kita adalah kesayangan-Nya, sejak kita masih berdosa. Kristus mau mati bagi kita ketika kita masih berdosa (ay. 6). Apalagi sekarang setelah kita menerima keselamatan dan dibenarkan oleh-Nya! Masuk akal bukan? Bila yang kotor saja disayangi-Nya, apalagi sekarang sesudah bersih. Ketika kita masih durhaka saja dibela-Nya dengan darah dan nyawa, apalagi setelah kita dijadikan anak-Nya. Bila ada masalah dalam hidup itu, itu bukan bersumber pada Allah yang mahakasih. Kitalah yang acapkali meremehkan kasih karunia-Nya. Paulus hendak "menyengat" jemaat Roma agar sadar bahwa pembenaran Allah itu semestinya ditindaklanjuti dalam hidup orang beriman senyatanya, dalam konteks keseharian masing-masing. Termasuk bila di dalamnya orang menemui kesengsaraan hidup. Kesengsaraan tidak seharusnya membuat kita gentar menghadapi kehidupan. Kemalangan mestinya tidak menggoda kita untuk mendiamkan dan memusuhi Allah. Mengapa? Bukankah kita adalah sasaran cinta kasih sejak kita dulu kotor dan durhaka? Masakan sekarang ketika kita sudah dibenarkan, Allah akan membiarkan kita berjuang sendirian? -- Daniel K/Renungan Harian ALLAH TAK PERNAH PERGI MENJAUH DARI HIDUP KITA;
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |