Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1998/12/17 |
|
Kamis, 17 Desember 1998 Bacaan : Mazmur 73:21-26 Setahun : Ibrani 11-13 Nas : Gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya (Mazmur 73:26)
|
|
Pada tahun 1812, Ann Judson yang berasal dari New England berangkat bersama suaminya, Adoniram, dalam suatu perjalanan pelayanan panjang yang penuh bahaya dan kesulitan. Keluarga Judson berlayar jauh sampai ke Myanmar sebagai utusan Injil perintis. Ann mencatat dalam buku hariannya bagaimana mereka bertahan dalam kondisi yang hampir tak tertahankan. "Setelah beberapa kali mengalami tekanan karena masa depan yang tampak suram di depan kami," tulisnya, "Segala sesuatu yang berkaitan dengan misi kecil kami menjadi serba tidak menentu. Aku merasa sulit untuk hidup hanya dengan iman, dan untuk percaya sepenuhnya kepada Allah tatkala jalan di hadapanku tampak begitu gelap." Tetapi Ann menambahkan, "Jika jalannya lurus dan lancar, kapan kita dapat memperoleh kesempatan untuk mempercayai Allah? Jadi, daripada menggerutu dan mengeluh, aku akan bersukacita dan bersyukur karena Bapa Surgawi membuatku mempercayai-Nya dengan meniadakan hal-hal yang cenderung kita andalkan." Lepas dari kesulitan berat yang ia alami, Ann Judson pasti sependapat dengan pemazmur, "Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya" (Mazmur 73:26). Bagaimana sikap kita ketika hal-hal yang biasanya kita andalkan tiba-tiba tak ada lagi? Apakah kita akan berterima kasih atas setiap ujian yang dapat memperkuat iman kita? Bagi anak Allah, stres hebat dapat menumbuhkan iman yang hebat pula -- dan juga menunjukkan karunia Allah yang besar [VCG] KETIKA KITA MERASAKAN TEKANAN BADAI
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |