Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2010/12/14 |
|
Selasa, 14 Desember 2010 Bacaan : Amsal 23:4-5 Setahun : Yoel 1-3; Wahyu 5 Nas : Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini (Amsal 23:4)
|
|
Seorang rekan, secara bercanda, pernah memberi tahu saya bahwa uang Indonesia itu sangat alkitabiah-seperti yang dinyatakan Amsal 23:5. Mengapa? Karena pada setiap pecahan uang Indonesia selalu ada gambar garuda yang sedang mengembangkan sayap. Maksudnya, secara humor ia hendak mengatakan bahwa "sayap" pada uang rupiah itu bisa dengan cepat dan mudah "membawanya terbang" entah ke mana. Ketika Salomo menuliskan amsal ini, tentu ia tidak sedang berangan-angan untuk menjadi orang kaya. Sebab, ia sendiri adalah orang yang sudah sangat kaya, sehingga ia tahu bagaimana rasanya men-jadi kaya dan sangat tahu bahwa kekayaan tidak dapat menjadi andalan hidup karena bisa cepat datang, bisa juga cepat hilang. Itu sebabnya ia memberi nasihat agar manusia jangan bersusah payah menjadi kaya.Bukan berarti kita tidak perlu bekerja dan tidak boleh kaya. Menjadi kaya itu sah saja, tetapi jangan habiskan hidup hanya untuk mengejar kekayaan. Apalagi menempuh jalan-jalan yang curang demi menumpuk kekayaan. Kekayaan bukan hal yang utama dalam hidup dan tidak memiliki nilai kekal. Ada banyak hal yang lebih penting dan utama di hidup ini; seperti keluarga dan relasi dengan sesama. Dan yang terutama adalah keselamatan jiwa kita. Periksalah prioritas dari segala kesibukan dan aktivitas kita.Apakah sebagian besar waktu kita adalah untuk mengejar dan mengumpulkan harta dunia-yang sementara; atau harta surgawi-relasi yang erat dengan Tuhan, kasih, kepedulian, integritas, dan nilai-nilai utama lainnya? -- RYMENJADI KAYA TIDAK SALAH
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |