Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1999/11/30 |
|
Selasa, 30 November 1999 Bacaan : Matius 26:69-75 Setahun : Kisah 20:2; Roma 1-4 Nas : Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia" (Kisah 5:29)
|
|
Di sebuah pulau di Jepang, 26 orang telah meninggal karena tidak mau menginjak gambar Yesus. Pada abad ke-17, beberapa orang Kristen melayani Yesus dengan setia di pulau itu. Utusan Injil Tim Johnson bercerita bahwa seorang pemimpin di tingkat propinsi, yang disebut shogun, menyatakan bahwa orang-orang percaya merupakan ancaman terhadap kebudayaan tradisional. Karenanya, ia merencanakan suatu jebakan yang kejam. Ia menaruh gambar Yesus di jalan dan memerintahkan agar semua orang Kristen di propinsinya menginjak gambar itu dan meninggalkan iman mereka. Ketika ujian ini berakhir, sejumlah 26 orang menolak untuk melakukan perintah itu. Akibatnya, mereka disalibkan di tepi sungai agar dilihat semua orang. Jadi, wajarlah jika ketika ditanya tentang kesetiaannya, Rasul Petrus menyangkal bahwa ia adalah murid Yesus (Matius 26:69-75). Namun kemudian Petrus sangat menyesal atas penyangkalannya itu dan mempersembahkan sisa hidupnya untuk menjadi saksi Kristus yang berani. Setiap hari kita diperhadapkan pada berbagai situasi dan keputusan yang menggoda kita untuk mengkhianati Tuhan dan memilih dunia, kedagingan, atau iblis daripada taat kepada-Nya. Kita memerlukan pertolongan-Nya untuk menjaga agar kita tidak menyangkal Dia melalui perbuatan dosa dan ketidaktaatan. Kiranya kita memiliki ketetapan hati untuk tidak pernah mengkhianati Tuhan kita. Sebaliknya, biarlah kita diteguhkan untuk berani dan tidak malu menceritakan kepada orang lain mengenai kasih kita kepada-Nya -- DCE
AGAR TIDAK MENYANGKAL KRISTUS
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |