Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2015/11/28 |
|
Sabtu, 28 November 2015 Bacaan : Yosua 7:1-26 Setahun : 2 Korintus 1-4 Nas : Aku melihat di antara barang-barang jarahan itu jubah yang indah, buatan Sinear, dan dua ratus syikal perak dan sebatang emas yang lima puluh syikal beratnya; aku mengingininya, maka kuambil; (Yosua 7:21)
|
|
Pada 24 Januari 1848, salah satu pegawai Jenderal John A. Sutter menemukan sebongkah batu kekuningan di pertanian milik sang majikan di California, AS. Ia menyerahkannya pada Sutter. Setelah diteliti, ternyata batu itu mengandung emas. Sutter berusaha merahasiakannya, tapi kabar telanjur menyebar. Orang pun berdatangan memporak-porandakan tanah pertanian Sutter, merobohkan lumbung-lumbungnya, menginjak-injak tanaman pangannya, dan membantai ternaknya dalam upaya mencari emas. Sutter menuntut mereka ke pengadilan. Namun, massa yang tidak senang malah membakar pengadilan dan meledakkan rumah Sutter. Setelah menang atas kota Yerikho, Yosua berpesan bahwa segala emas, perak, serta barang-barang tembaga dan besi yang ada di kota itu harus dimasukkan ke dalam perbendaharaan Tuhan. Artinya, tidak boleh diambil untuk kepentingan pribadi. Tetapi, seorang prajurit bernama Akhan melihat jarahan itu dan tergoda mencurinya. Hasilnya, Allah murka dan tidak memberikan kemenangan lagi. Ya, saat Yosua dan para prajurit hendak menyerang kota berikutnya, Ai, mereka kalah. Padahal Ai hanya kota kecil. Tiga puluh enam orang dari pihak Yosua tewas. Sisanya dipukul kalah oleh musuh. Kekayaan dapat memicu orang untuk melakukan berbagai kejahatan. Ada pula yang memilih menjadi pembangkang, lebih menghargai barang rampasan ketimbang Tuhan. Dalam mencari harta, hendaklah kita tidak sampai melupakan Allah, apalagi berubah jadi gelap mata. -- Imelda Saputra/Renungan Harian JIKA ANDA SUNGGUH-SUNGGUH BIJAK,
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |