Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2007/11/28 |
|
Rabu, 28 November 2007 Bacaan : Daniel 9:3-19 Setahun : Yehezkiel 33-34; 1Petrus 5 Nas : Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon (Daniel 9:3)
|
|
Apakah Anda pernah mendengar kisah seorang laki-laki tua berusia 85 tahun yang ditangkap karena berdoa? Kemungkinan besar, Anda sudah mendengarnya. Itu adalah kisah Daniel, seorang Yahudi tua di negeri Babel yang dijatuhi hukuman mati karena kesetiaannya dalam berdoa kepada Allah (Daniel 6). Meskipun doa yang menyebabkan Daniel dilemparkan ke gua singa adalah doanya yang paling terkenal (6:11), itu bukan satu-satunya saat ketika kita mendapatinya sedang berdoa. Dalam kitab Daniel 9, kita membaca sebuah contoh bagaimana ia berdoa. Ketika Daniel sedang membaca gulungan kitab Yeremia, ia mendapati bahwa pembuangan bangsanya akan berlangsung selama 70 tahun, dan bangsanya sudah 67 tahun berada dalam pembuangan (Yeremia 25:8-11). Ia sangat ingin supaya masa pembuangan itu segera berakhir. Allah telah memanggil umat-Nya untuk hidup benar, tetapi mereka tidak melakukannya. Daniel memutuskan untuk hidup benar meskipun bangsanya tidak beriman. Ia mulai berdoa agar Allah tidak menunda berakhirnya masa pembuangan. Ketika berdoa, Daniel berfokus pada penyembahan dan pengakuan dosa. Pola doanya memberi kita wawasan yang penting mengenai cara berbicara dengan Allah. Kita harus mengakui bahwa Allah itu "mahabesar dan dahsyat" (ayat 4) dan bahwa kita "telah berbuat dosa" (ayat 15). Dalam doa, kita memuja Allah dan mengakui dosa kita. Marilah kita ikuti teladan Daniel. Baginya, doa sama pentingnya dengan hidup itu sendiri -- JDB TAK ADA YANG SETEGAR ORANG KRISTIANI YANG BERTELUT DALAM DOA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |