Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2005/11/24 |
|
Kamis, 24 November 2005 Bacaan : Kolose 1:9-14 Setahun : 1 Korintus 9-12 Nas : Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu .... Dan bersyukurlah (Kolose 3:15)
|
|
Rasul Paulus belum pernah mengunjungi jemaat di Kolose, tetapi ia mendengar semua hal tentang jemaat itu dari Epafras. Ia tahu bahwa gereja itu sedang mengalami serangan dari guru-guru palsu, sehingga ia sungguh-sungguh berdoa untuk jemaat ini (Kolose 1:9-14, 2:4-7). Di antara permohonannya, Paulus meminta supaya mereka dengan penuh sukacita mengucap syukur kepada Bapa karena Dia telah melepaskan mereka dari kuasa kegelapan dan memindahkan mereka ke dalam Kerajaan Putra-Nya (1:12,13). Kita pun perlu mengucap syukur untuk hal-hal yang telah dilakukan Kristus bagi kita. Ucapan syukur tampaknya adalah seni yang hilang di masa kini. Warren Wiersbe menggambarkan masalah ini di dalam tafsirnya tentang Kitab Kolose. Ia bercerita tentang seorang murid sekolah Alkitab di Evanston, Illinois, yang menjadi anggota regu penyelamat. Pada tahun 1860, sebuah kapal kandas di tepi Danau Michigan dekat Evanston, dan Edward Spencer berulang kali berjalan di air beku untuk menyelamatkan 17 penumpang kapal. Dalam proses penyelamatan itu, kesehatannya menjadi buruk. Beberapa tahun kemudian, pada hari pemakamannya, diketahui bahwa ternyata tidak ada satu pun orang yang diselamatkannya mengucapkan terima kasih kepadanya. Marilah kita sering meluangkan waktu untuk mengingat bagaimana Allah telah menyelamatkan kita dari kematian kekal dan telah memberikan kehidupan kekal melalui Putra-Nya. Pastikan bahwa kita tidak pernah membiarkan ucapan syukur kepada Bapa menjadi seni yang hilang -DCE DENGAN BERLATIH
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |