Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2004/11/13 |
|
Sabtu, 13 November 2004 Bacaan : Ratapan 3:25-42 Setahun : Ratapan 1-2; Ibrani 10:1-18 Nas : Marilah kita menyelidiki dan memeriksa hidup kita, dan berpaling kepada Tuhan (Ratapan 3:40)
|
|
Seorang teman bercerita kepada saya tentang seorang pria yang memiliki kebiasaan unik. Ia meneriakkan dua kata yang sama setiap pagi dari kios korannya di sudut jalan. "Mengerikan sekali!" Itulah yang dikatakannya kepada orang-orang yang lewat saat ia menawarkan koran. Lalu orang-orang akan membeli korannya karena ingin tahu hal mengerikan yang telah terjadi. Tragedi dan ramalan-ramalan menakutkan selalu mengisi halaman depan surat kabar. Namun bila kita terlena oleh berita-berita yang buruk, kita akan kalah terhadap situasi yang disebut teman saya "pengerian" -- suatu pesimisme menular yang menyelimuti setiap situasi dengan kesuraman. Jika ada orang yang memiliki alasan yang tepat untuk bersedih hati, ia adalah Nabi Yeremia. Selama 40 tahun, ia memberitakan penghakiman Allah atas kaum Yehuda yang memberontak dan tidak bertobat. Yeremia menderita karena ketidaktaatan kaum Yehuda. Namun, ia tetap berpegang teguh pada imannya akan kebaikan Allah. Bahkan setelah menyaksikan runtuhnya Yerusalem dan penawanan orang-orang Yehuda, Yeremia menulis: "Karena tidak untuk selama-lamanya Tuhan mengucilkan. Karena walau Ia mendatangkan susah, ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya. Marilah kita menyelidiki dan memeriksa hati kita, dan berpaling kepada Tuhan" (Ratapan 3:31,32,40). Ketidaktaatan kepada Allah dapat menyebabkan kesengsaraan yang besar. Namun jalan keluar dari keputusasaan, memimpin kita kepada Tuhan yang "baik bagi orang yang berharap kepada-Nya" (ayat 25) -- David McCasland SITUASI YANG MENGERIKAN
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |