Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2003/11/09 |
|
Minggu, 9 November 2003 Bacaan : Mazmur 90:1-10 Setahun : Kisah 3-5 Nas : Masa hidup kami tujuh puluh tahun ... sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap (Mazmur 90:10)
|
|
Dengan mengubah gen pengendali penuaan, para ilmuwan yakin mereka dapat memperpanjang batas rata-rata usia manusia hingga 100 tahun menjelang akhir abad ini. Ini akan melampaui usia 70 tahun yang dinubuatkan dalam Mazmur 90:10. Namun, seandainya manusia memang dapat hidup lebih lama, bab terakhir dalam "buku kehidupan" masih tetap terbaca demikian, "sebab berlalunya buru-buru" (ayat 10). Musa, penulis Mazmur 90, hidup hingga 120 tahun. Ia melihat kematian sebagai hal yang tak terelakkan di dunia yang telah dikutuk karena dosa. Namun, ia tidak pesimis. Ia memohon supaya Allah mengajarinya menghitung hari-hari supaya dapat beroleh "hati yang bijaksana" (ayat 12). Ia ingin dikenyangkan oleh kasih setia Allah supaya dapat bersukacita dan bersorak-sorai (ayat 14). Ia juga meminta supaya Allah menunjukkan kemuliaan-Nya kepada generasi yang akan datang (ayat 16). Begitulah cara Musa menghadapi realitas kematian, beberapa ribu tahun silam. Seperti semua orang sejak Adam dan Hawa, kita menderita sebagai akibat dosa, dan kematian menjadi suatu kepastian (Roma 6:23). Namun, kita dapat hidup dengan pengharapan dan sukacita, karena Allah mengutus Putra-Nya untuk mati bagi dosa-dosa kita. Yesus menaklukkan maut saat bangkit dari kubur. Dan jika kita menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, kita pun dapat mengalami pengampunan Allah dan menanti untuk dapat bersama-sama dengan Dia di surga selamanya. Apakah Anda sudah menghadapi dan menyelesaikan masalah hidup dan mati ini? -- Dennis De Haan ANDA TIDAK AKAN SIAP UNTUK HIDUP
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |