Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2010/11/06 |
|
Sabtu, 6 November 2010 Bacaan : Keluaran 20:1-17 Setahun : Yeremia 37-39; Ibrani 3 Nas : Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah-sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur (Mazmur 127:2)
|
|
Di dalam musik, ada macam-macam tanda istirahat; tiga ketuk, dua ketuk, satu ketuk, setengah ketuk, seperempat ketuk, dan sebagainya. Ketika dulu saya belajar piano, yang paling sering saya abaikan adalah tanda istirahat. "Ah, kenapa hanya disuruh diam, apa pentingnya?" Guru saya menegur dan mengatakan, "Tanda istirahat juga bagian dari sebuah lagu. Tanpa tanda istirahat, lagu yang dimainkan tidak akan enak didengar." Saya pun sadar, tanpa tanda istirahat para penyanyi akan kehabisan napas, para pemusik kewalahan, dan pendengar tidak dapat menikmati lagu yang indah. Dari kesepuluh hukum Tuhan, hukum keempat memiliki jumlah kata paling banyak. Perintah untuk beristirahat dan menguduskan hari Sabat dijabarkan dalam empat ayat dan diuraikan hingga sepanjang 77 kata. Di sini Tuhan menjelaskan alasan-alasannya (ayat 6, 11) dan menuliskan secara rinci siapa saja yang tidak boleh bekerja (ayat 10). Jika Tuhan sendiri sampai menguraikan satu perintah hingga sepanjang 77 kata, pastilah hal itu sesuatu yang dianggap sangat penting bagi-Nya.Acap kali ada hal-hal yang membuat kita enggan "berhenti" dan menguduskan hari Sabat. Bisa jadi karena kita takut kehilangan keuntungan, pelanggan, atau kesempatan. Kita lupa bahwa Tuhanlah yang memberi berkat dan kecukupan materi. Bahkan, pemazmur menulis bahwa Tuhan memberi berkat kepada anak-anak yang dicintai-Nya bukan karena kerja keras mereka. Karena itu, jika hari Sabat tiba, sungguh-sungguh berhentilah bekerja. Gunakan waktu yang ada untuk benar-benar beristirahat. Dan, kuduskanlah hari Sabat, termasuk dengan beribadah, bersama seluruh keluarga -- GSISTIRAHAT JUGA BAGIAN PENTING DARI HIDUP
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |