Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1998/10/28 |
|
Rabu, 28 Oktober 1998 Bacaan : 1Korintus 15:12-20 Setahun : Lukas 7-9 Nas : Yesus Kristus...oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa (2Timotius 1:10)
|
|
Anda mungkin belum pernah mendengar nama Sir Isaiah Berlin. Ketika ia meninggal pada tahun 1997, Arthur Schlesinger menyanjungnya di majalah Newsweek sebagai "orang yang paling cemerlang di abad ke-20." Lahir di Latvia, Berlin, akhirnya ia menjadi seorang profesor di Universitas Oxford dan menonjol karena prestasi akademiknya yang luar biasa. Ia dikagumi oleh orang-orang dari berbagai strata sosial. Ironisnya, dalam terbitan Newsweek yang sama terdapat kutipan dari perkataan Sir Isaiah sebagai berikut, "Saya takut mati, karena sepertinya menyakitkan. Selain itu saya kira kematian juga akan menyusahkan. Saya keberatan karenanya.... Saya penasaran sekali. Saya ingin hidup selamanya." Dengan menyatakan perasaannya tentang kematian secara jujur, pemikir terkenal itu mengakui bahwa ia tidak berbeda dari orang biasa. Segala yang telah ia pelajari tidak dapat membebaskannya dari kebencian yang sering kita alami. Sama seperti kebanyakan kita, ia juga terbelenggu oleh rasa takut akan kematian (Ibrani 2:14-15). Iman yang sederhana dalam Yesus Kristus dapat memberi kita sesuatu yang tak dapat dilakukan oleh pengetahuan yang hebat. Ketika kita percaya dalam Dia dan kebangkitan-Nya yang mengalahkan maut, rasa takut akan kematian pun sirna. Kita boleh merasa yakin akan surga karena Juruselamat kita menjamin hidup yang kekal bagi kita (Yohanes 11:25-26). Karena Dia hidup, kita yang percaya kepada-Nya akan hidup selamanya dalam sukacita dan kemuliaan akan persekutuan dengan-Nya! (Yohanes 14:19) VCG
HANYA TAKUT AKAN ALLAH
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |