Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2000/10/26 |
|
Kamis, 26 Oktober 2000 Bacaan : 1Raja 19:1-7 Setahun : Yeremia 9-11, 1Timotius 6 Nas : Cukuplah itu! Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik daripada nenek moyangku (1Raja 19:4)
|
|
Dalam legenda kuno dikisahkan tentang malaikat yang diutus Allah untuk memberitahu Setan bahwa segala metodenya untuk mengalahkan umat Kristen akan dimusnahkan. Setan memohon agar diizinkan mempertahankan satu metode. "Izinkan saya mempertahankan depresi," pintanya. Setelah berpikir bahwa itu hanya permintaan kecil, malaikat tersebut setuju. "Bagus!" seru si Setan. Ia tertawa dan berkata, "Seluruh metode saya telah terangkum dalam satu metode itu." Dalam buku yang tak lagi dicetak mengenai depresi, penulis Roger Barrett menggambarkan depresi sebagai suatu "pengalaman buruk yang membuat Anda lelah, tidak peduli, dan sangat putus asa, tanpa pengharapan .. Anda merasa terkutuk, terjepit .. Sungguh menakutkan!" Umat Allah telah bergumul sepanjang abad dengan perasaan yang melelahkan ini. Seruan Elia "Cukuplah itu! Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku!" adalah seruan orang yang depresi (1Raja 19:4). Selain itu, Ayub dan Daud juga mengenal siksaan jiwa yang serupa, namun mereka bangkit dari keadaan itu dengan iman yang semakin teguh. Ini merupakan fakta yang sungguh menguatkan! Depresi dapat disebabkan oleh hal-hal yang bersifat rohani, mental, ataupun fisik. Kita tidak boleh takut mencari bimbingan rohani dan bantuan kesehatan. Apa pun penyebab awalnya, Setan akan senang bila dapat mengalahkan kita dengan membelenggu kita dalam keadaan tak berpengharapan. Karena itu, kita perlu tahu bahwa hanya Allah yang dapat menolong-sebab Dia mengasihi kita dan rindu menyinarkan terang-Nya menembus awan yang melingkupi kita. Dialah Allah sang sumber pengharapan -- DJD TAK SEORANG PUN PUTUS HARAPAN BILA MENGENAL ALLAH
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |