Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1998/10/25 |
|
Minggu, 25 Oktober 1998 Bacaan : 1Timotius 1:12-17 Setahun : Markus 14-16 Nas : Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa (1Timotius 1:15)
|
|
Sebagian orang Kristen merasa sangat gelisah tatkala berpikir tentang keadaan mereka yang penuh dosa. Mereka merindukan kesucian, tetapi mereka hanya melihat kejahatan dalam hati mereka. Rasa bersalah mendera pikiran hingga mereka bahkan meragukan keselamatan yang telah mereka terima dari Allah. Martin Luther pernah bergumul dengan masalah ini. Ketika memasuki biara di Erfurt, Jerman, ia tekun berdoa, berpuasa, dan melayani agar mendapatkan kelegaan dari beban dosanya. Namun, beban itu tetap ada. Kesaksian sederhana yang disampaikan oleh John Staupitz, seorang dekan fakultas teologia, menerangi jiwanya yang gelisah. John mendorong Luther untuk berbalik dari pikiran-pikirannya yang gelap dan menyerahkan diri sepenuhnya ke dalam tangan sang Penebus. "Percayalah kepada kebenaran dari hidup-Nya dan penebusan dari kematian-Nya," katanya. Luther melakukannya dan mendapatkan damai sejahtera. Namun, tak lama kemudian ia kembali ragu. "Oh, dosaku, dosaku, dosaku!" ratapnya. Dengan kebaikan hatinya yang mulia, sang dekan berkata kepadanya bahwa dukacitanya yang besar akan dosanya adalah pengharapannya yang terbesar. Ia berkata, "Ketahuilah bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat bahkan bagi para pendosa besar yang pantas mendapatkan hukuman berat." Mari kita berterima kasih kepada Yesus setiap hari karena Dia bersedia mati bagi kita. Dia adalah Juruselamat sejati bagi pendosa sejati DJD
KRISTUS MENGHAPUS DOSA KITA DI KALVARI
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |