Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2017/10/21 |
|
Sabtu, 21 Oktober 2017 Bacaan : Yohanes 5:1-9 Setahun : Lukas 2-3 Nas : Pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tikarnya dan berjalan. (Yohanes 5:9)
|
|
Saya membayangkan peristiwa dalam perikop di atas seperti di bawah ini dan saya mendapati pemaknaan baru mengenai takdir. Bapak itu duduk termenung memandangi kolam di depannya. Kakinya lumpuh. Kolam itu merupakan satu-satunya harapannya. Mengapa? Sebab sewaktu-waktu malaikat Tuhan dapat turun mengguncangkan air kolam dan setiap orang yang berhasil masuk paling awal ke dalamnya akan memperoleh kesembuhan. Sekalipun bapak itu melihat pengharapan di depan matanya, ia seolah-olah tidak mampu menggapainya. Sampai suatu hari, Yesus datang dan berkata kepadanya, "Maukah engkau sembuh?" (ay. 6). Bagi si bapak, pertanyaan Yesus itu terasa konyol. Bapak itu menjelaskan bahwa tidak ada seorang pun yang membantunya turun sewaktu air kolam berguncang. Dan, ketika ia berusaha untuk pergi menuju kolam itu, orang lain sudah mendahuluinya (ay. 7). Yesus lalu berkata kepadanya, "Bangunlah, angkatlah tikarmu, dan berjalanlah." Pada saat itu juga, si bapak memperoleh kesembuhan (ay. 8, 9). Ternyata, Pribadi yang berada di hadapan si bapak adalah sumber kesembuhan sejati. Si bapak mungkin merasa bahwa ia ditakdirkan untuk duduk di serambi dekat kolam Betesda seumur hidupnya. Namun, pada hari itu Yesus datang dan mengubah situasi hidupnya yang sulit. Yesaya 42:3 mengatakan, "Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya." Sesulit apa pun kondisi kehidupan kita, percayalah bahwa Tuhan sanggup mengubahnya menjadi sebuah mukjizat. --LIN/www.renunganharian.net TIDAK ADA PERKARA APA PUN YANG TERLALU SULIT
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |