Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2009/10/21 |
|
Rabu, 21 Oktober 2009 Bacaan : Kejadian 11:1-9 Setahun : Matius 23-25 Nas : Demikianlah mereka diserakkan Tuhan dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu (Kejadian 11:8)
|
|
Kaki terasa lelah menyusuri Candi Ratu Boko di Yogyakarta. Undak-undakan menanjak mengantar kita ke gerbang utama. Lapangan rumput luas terhampar selepas gerbang, berbagai sisa bangunan batu terserak di sana-sini. Terbayang betapa megah dan elok kompleks yang konon merupakan perpaduan antara benteng istana, rumah ibadah, dan gua ini. Saya jadi termangu-mangu. Mungkinkah masyarakat purba itu sebenarnya bukan orang primitif, melainkan pemilik peradaban canggih, tetapi mengalami keruntuhan karena salah kelola dan kemerosotan moral warganya? Dan, reruntuhannya menjadi monumen peringatan bagi kita: bahwa kita akan mengalami nasib serupa kalau bersikap bebal. Menara Babel tergolong monumen semacam itu. Menara ini diperkirakan berbentuk seperti piramida setinggi sekitar 91 meter dengan undak-undakan di setiap sisinya. Fungsinya sebagai tempat ibadah, dan sekaligus sebagai penanda kota. Penduduk Babel membangunnya sebagai monumen kemegahan untuk dipertontonkan kepada dunia. Menara itu didirikan bukan sebagai ungkapan pemujaan kepada Tuhan, melainkan untuk mengagungkan pencapaian mereka sendiri. Tuhan tidak berkenan dan menggagalkan upaya mereka. Menara Babel, akhirnya, menjadi simbol kepongahan yang dihancurkan Tuhan. "Menara" apakah yang sedang kita bangun dalam hidup kita? Menara pengagungan diri yang kelak hanya akan menjadi reruntuhan? Atau, menara penghormatan dan ucapan syukur atas kemurahan Allah, suatu persembahan yang membuat Dia berseru, "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba-Ku yang baik dan setia"? -- ARS KEHIDUPAN KITA IALAH MONUMEN PEMBELAJARAN;
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |