Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2018/10/20 |
|
Sabtu, 20 Oktober 2018 Bacaan : Rut 1:1-22 Setahun : Lukas 1 Nas : Tetapi ia berkata kepada mereka: "Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku." (Rut 1:20)
|
|
Sebut saja namanya Jack. Pria 35 tahun itu mengalami berbagai hal yang buruk dalam hidupnya. Kondisi itu akhirnya menimbulkan akar pahit dalam dirinya, yang tampak jelas dari perkataan yang terlontar dari mulutnya. Setiap kali ada perkara yang mirip dengan pengalaman pribadinya, Jack pun segera berkata-kata dengan ketus, tajam dan tak jarang disertai amarah yang meluap. Jika diperbolehkan mengganti nama, mungkin Jack akan menambahkan "Mara" sebagai nama tengahnya. Kepahitan hidup juga sempat dialami oleh Naomi. Harapan untuk keluar dari kesulitan hidup sirna ketika suami dan kedua anak lelakinya mati di sana. Dalam kondisi jiwa yang lelah, ia memutuskan untuk pulang ke Betlehem. Rasa sakitnya seperti dikorek ketika orang-orang di sana berkata, "Naomikah itu?" (ay. 19). Namun, ia tidak melontarkan kata-kata kasar atau meluapkan amarah. Ia meminta mereka menyebutnya Mara karena ia mengalami berbagai peristiwa pahit. Syukurlah, Allah tak membiarkan Naomi terus terpuruk. Melalui pernikahan Rut dengan Boas, senyum Naomi pun kembali mengembang. Terlebih dengan lahirnya Obed, cucunya, yang kelak menjadi kakek Daud (Rut 4:13-17). Terkadang Allah mengizinkan umat-Nya mengalami perkara yang buruk, bahkan yang menyebabkan kepahitan hati. Namun, keputusan kitalah yang menentukan apakah kita akan menjadi orang yang dikuasai kepahitan. Atau sebaliknya, kita menerima dengan kerelaan, seraya meyakini bahwa rencana-Nya indah bagi kita, sekalipun kini kita belum memahaminya. --GHJ/www.renunganharian.net HANYA ALLAH YANG MEMILIKI "OBAT" UNTUK MENYEMBUHKAN KEPAHITAN HIDUP MANUSIA.
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |