Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2005/10/17 |
|
Senin, 17 Oktober 2005 Bacaan : Matius 7:1-5 Setahun : Matius 8-11 Nas : Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi (Matius 7:1)
|
|
Seorang laki-laki muda yang sudah menikah mulai pergi ke toko pornografi. Ketika orangtuanya mengetahui hal ini, mereka menegurnya dengan lembut dan bijak, tetapi tidak menghakimi. Sang anak menanggapi dengan marah dan me-ngatakan bahwa ia tidak melihat bahwa apa yang diperbuatnya itu berbahaya. Ia menuduh orangtuanya suka menghakimi. Dengan hati remuk mereka hanya bisa diam dan melihat ketika putranya meninggalkan istri dan keluarganya, kehilangan pekerjaan, dan akhirnya hidupnya hancur. Banyak orang zaman sekarang akan mengatakan bahwa orangtua tidak berhak untuk menegur bahwa mereka salah. Mereka bahkan mungkin mengutip kata-kata Yesus, "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi" (Matius 7:1). Tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa kita bertanggung jawab untuk dengan rendah hati menegur sesama orang percaya ketika kita melihatnya berbuat dosa (Galatia 6:1,2). Orangtua ini melakukan tanggung jawabnya dengan penuh kasih. Yesus tidak mengatakan kita tidak boleh menentang dosa. Dia mengatakan kita harus hati-hati dalam menghakimi. Paulus menulis bahwa kasih itu tidak menyimpan kesalahan orang lain (1 Korintus 13:5). Kita harus menerapkan prinsip praduga tak bersalah, dan mengenali keterbatasan kita sendiri. Dan kita harus menolak perasaan superioritas rohani apa pun. Kalau tidak, kita juga akan jatuh ke dalam dosa. Menegur orang lain merupakan tanggung jawab yang serius. Lakukan dengan hati-hati, dan waspadalah selalu agar jangan menghakimi -HVL HAKIMILAH DIRI ANDA SENDIRI
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |