Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1998/10/12 |
|
Senin, 12 Oktober 1998 Bacaan : Mazmur 30:1-12 Setahun : Maleakhi 1-4 Nas : Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari (Mazmur 30:12)
|
|
Keadaan saat itu sangatlah menyedihkan. Pada pertengahan abad ke-17, Jerman berada dalam keadaan perang, kelaparan, dan penyakit sampar. Di kota Eilenburg tinggallah seorang pendeta bernama Martin Rinkart. Selama masa yang sangat menekan, Rinkart melaksanakan hingga 50 pemakaman sehari, tatkala wabah melanda kota dan perang selama 30 tahun menghunjamkan terornya pada manusia. Di antara mereka yang dimakamkan oleh Rinkart terdapat anggota keluarganya sendiri. Namun, selama tahun-tahun yang penuh kegelapan dan keputusasaan, saat kematian dan kehancuran menyapa tiap-tiap hari, Pendeta Rinkart menulis 66 lagu rohani dan nyanyian pujian, di antaranya terdapat lagu "Now Thank We All Our God" (Kini Saatnya Bersyukur kepada Allah). Saat duka mencekam semua orang di sekitarnya, Rinkart menulis:
Rinkart mengungkapkan pelajaran yang berharga bagi kita: Ucapan syukur tak perlu menunggu terjadinya kemakmuran dan kedamaian. Setiap waktu merupakan saat yang baik untuk memuji Allah atas "perkara-perkara besar" yang diperbuat-Nya JDB HATI YANG SELARAS DENGAN ALLAH DAPAT MENYANYIKAN PUJIAN
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |