Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2005/10/09 |
|
Minggu, 9 Oktober 2005 Bacaan : 2Korintus 12:1-10 Setahun : Ezra 8-10 Nas : Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku (2 Korintus 12:9)
|
|
Apabila ada hal lain yang ingin kita benci melebihi kebencian kita terhadap kesombongan orang lain, maka hal itu pastilah kesadaran terhadap kelemahan diri kita sendiri. Kita sangat membencinya sehingga kita mencari-cari cara untuk menutupi kekurangan pribadi kita. Bahkan Rasul Paulus pun perlu diingatkan mengenai kelemahannya sendiri. Ia berulang kali ditusuk oleh suatu "duri dalam daging" (2 Korintus 12:7). Ia tidak mengatakan duri apa sebenarnya yang menusuk-nusuknya itu, tetapi penulis J. Oswald Sanders mengingatkan kita bahwa "duri tersebut melukai, merendahkan, dan membatasi Paulus". Sebenarnya ia sudah tiga kali meminta Tuhan untuk mengambil duri tersebut, tetapi permohonannya tidak dikabulkan. Ia kemudian justru menggunakan duri itu untuk bernaung pada kasih karunia Allah. Tuhan berjanji, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna" (ayat 9). Selanjutnya dengan berani, Paulus mulai "merangkul" kelemahannya dan menguji kasih karunia Tuhan. Itu merupakan sebuah jalan yang disebut Sanders "proses belajar secara bertahap" dalam kehidupan sang rasul. Sanders mencatat bahwa akhirnya Rasul Paulus tidak lagi menganggap durinya sebagai "kekurangan yang membatasi", tetapi menganggapnya sebagai "keuntungan Ilahi". Dan keuntungannya adalah: Ketika dirinya merasa lemah, ia justru kuat di dalam Tuhan. Ketika kita menerima kelemahan kita, kita bisa menjadi orang lemah yang kuat dalam Kristus -JEY KEKUATAN ALLAH TERLIHAT PALING JELAS
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |