Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2002/10/07 |
|
Senin, 7 Oktober 2002 Bacaan : Zakharia 8:14-17 Setahun : Yesaya 28-29; Filipi 3 Nas : Buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain (Efesus 4:25)
|
|
Kita harus memiliki sifat jujur jika ingin menjadi saksi Kristus yang efektif. Bahkan dunia sekuler pun menyadari pentingnya kejujuran. Seorang pemuda yang memiliki bekal untuk masa depan yang cerah melamar pekerjaan di sebuah bank. Dari sekian banyak pelamar, direktur perusahaan tertarik pada kredibilitasnya. Sebelum menerimanya, sang direktur mengundang pemuda tersebut untuk makan siang bersama beberapa pimpinan bank itu. Pada saat mereka antre di kantin, pemuda itu menaruh dua ulas mentega di bakinya, dan menyembunyikannya di bawah tepi piring supaya penjaga kasir tidak melihatnya. Sang direktur perusahaan yang berdiri persis di belakangnya memperhatikan apa yang dilakukan pemuda itu. Jika pemuda ini tidak jujur dengan dua ulas mentega, pikirnya, bagaimana mungkin ia dapat dipercaya sebagai kasir bank? Saat itu juga sang direktur memutuskan untuk tidak menerimanya. Kebohongan dapat berbentuk macam-macam. Kebohongan dapat berupa kata-kata atau perbuatan seperti menyembunyikan dua ulas mentega, yang sama artinya dengan mencuri. Seorang anak berumur 11 tahun yang setia membaca Our Daily Bread [Renungan Harian] menulis demikian, "Aku tidak dapat berbohong, karena berbohong membuat perutku terasa perih." Oh, seandainya kita sepeka anak itu! Tuhan, jadikanlah kami orang-orang yang dapat diandalkan kejujurannya dalam segala hal, baik dalam hal besar maupun hal yang kecil -- Dennis De Haan ORANG YANG JUJUR
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |