Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2001/10/03 |
|
Rabu, 3 Oktober 2001 Bacaan : Amsal 10:18-32 Setahun : Mikha 5-7 Nas : Siapa yang menahan bibirnya, berakal budi (Amsal 10:19)
|
|
Di taman-taman rekreasi, bom-bom car sangat populer. Selama beberapa menit, para pengunjung menikmati naik mobil mainan itu dengan seenaknya. Mereka saling menubrukkan mobil dengan sengaja tanpa saling mencelakai. Sebagian orang juga bermental bom-bom car dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Dengan sengaja mereka menggunakan kata-kata kasar untuk melukai perasaan orang lain, meski memang tidak mencelakakan. Raja Salomo menulis, "Siapa yang menahan bibirnya, berakal budi" (Amsal 10:19). Namun, Yakobus berkata, "Tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan". Ia mengatakan bahwa dengan lidah kita memuji Allah yang menciptakan kita, dengan lidah pula kita mengutuk manusia yang diciptakan-Nya (ayat 9). Kita tak boleh dengan angkuh berpikir bahwa orang Kristen mengucapkan kata kata yang membawa berkat dan orang non-Kristen mengucapkan kata-kata yang mengutuk, karena tulisan Yakobus itu justru ditujukan kepada orang Kristen. Untuk menjinakkan lidah, kita butuh pertolongan Allah. Dalam Roma 6:13, Paulus berkata bahwa kita perlu memilih untuk menyerahkan anggota-anggota tubuh kita "kepada Allah untuk menjadi senjata senjata kebenaran," bukan "kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman." Mulai hari ini, kita harus memilih untuk selalu menyerahkan tubuh kita, termasuk lidah kita yang sulit dikendalikan, sebagai persembahan yang hidup kepada Allah (Roma 12:1) agar dipakai sebagai alat yang membawa berkat-JEY UNTUK MENGEKANG LIDAH ANDA,
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |