Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2005/10/02 |
|
Minggu, 2 Oktober 2005 Bacaan : Mazmur 39 Setahun : Ester 8-10 Nas : Alihkanlah pandangan-Mu dari padaku, supaya aku bersukacita sebelum aku pergi dan tidak ada lagi (Mazmur 39:14)
|
|
Ketika mantan dosen hukum Phillip E. Johnson terkena serangan stroke, ia sangat takut kalau-kalau ia akan mengalami cacat mental dan fisik sehingga ia meminta dokter untuk membunuhnya tanpa rasa sakit. Ia berkata demikian, "Ini memang pikiran yang bodoh, tetapi bukan yang paling bodoh." Dalam pelayanan pastoral saya sendiri, saya pernah mendengar beberapa anak Allah mengungkapkan pemikiran yang jauh lebih buruk daripada pemikiran Johnson. Bahkan mereka melontarkan kata-kata yang berisi pemberontakan melawan Allah. Mazmur 39 menawarkan penghiburan kepada orang yang menyesali hal-hal bodoh yang telah mereka katakan sewaktu mengalami keputusasaan. Daud sakit parah dan merasa putus asa pada saat ia menulis mazmur ini. Pada awalnya ia diam supaya tidak mengatakan hal yang bodoh (ayat 2-4). Tetapi ketika ia tidak bisa menahan diri lagi, ia kemudian menyerukan doa yang sangat indah (ayat 5-10). Namun, dalam ayat 11 dan 12 suasananya kemudian mulai berubah. Menurut ilmuwan Inggris Derek Kidner, Daud berkata bodoh ketika ia berkata, "Alihkanlah pandangan-Mu dari padaku, ... sebelum aku pergi dan tidak ada lagi" (ayat 14). Daud mengungkapkan sikap putus asa sampai ingin mati, dan akhirnya berseru kepada Allah, "Biarkan saya sendiri." Kidner berpendapat bahwa Allah mencantumkan doa ini di dalam Alkitab untuk meyakinkan bahwa ketika kita menyatakan keputusasaan kita, Dia mengerti, dan ketika kita mengungkapkan penyesalan yang mendalam, dengan murah hati Dia memberikan pengampunan -HVL LIDAH BISA MENJADI MUSUH YANG PALING JAHAT
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |