Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2011/09/24 |
|
Sabtu, 24 September 2011 Bacaan : Keluaran 15:22-27 Setahun : Daniel 10-12 Nas : Musa berseru-seru kepada Tuhan, dan Tuhan menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis (Keluaran 15:25)
|
|
Mana yang lebih Anda sukai: minum jamu beras kencur manis dulu baru minum jamu bratawali yang pahit; atau minum jamu bratawali yang pahit dulu baru minum jamu beras kencur manis sebagai penawar? Biasanya orang akan memilih meminum beras kencur yang manis setelah minum bratawali yang pahit. Segera setelah peristiwa Laut Teberau yang mencengangkan dan menggembirakan, orang Israel mengalami kesulitan: tiga hari mereka berjalan di padang gurun tanpa air. Ketika sampai di sebuah tempat berair bernama Mara, mereka tetap tak dapat minum sebab air di situ pahit. Namun, di situ terjadi kembali pertolongan Tuhan yang mengubah air pahit di Mara menjadi air yang manis (ayat 25). Di tempat kepahitan (Mara), air berubah menjadi manis (bahasa Ibrani: Mathaq, yang berarti "manis", menggembirakan). Begitulah Tuhan mendidik umat Israel, bahwa Dia adalah Allah yang dapat membuat Mara menjadi Mathaq; yang dapat membuat apa yang tak bisa dinikmati menjadi sesuatu yang menggembirakan. Ini akan terjadi apabila umat Tuhan "sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan, Allah, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telinga kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya ..." (ayat 26). Dalam kisah hidup kita, kadang ada kejadian pahit yang terjadi dan membuat hati kita merana karenanya. Bila hal itu terjadi, apakah Anda ingin hati Anda yang pahit diubahkan menjadi manis? Allah kita mampu mengubahnya, asal kita sungguh-sungguh bersedia mendengarkan perintah Tuhan dan melakukan apa yang benar, dengan setia -- DKL APABILA KEPAHITAN HIDUP TAK TERHINDARI
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |