Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2016/09/18 |
|
Minggu, 18 September 2016 Bacaan : Markus 7:1-23 Setahun : Daniel 10-12 Nas : Jadi, dengan adat istiadat yang kamu teruskan itu, firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku. Banyak lagi hal lain seperti itu yang kamu lakukan. (Markus 7:13)
|
|
Di Israel dulu ada 8 kelompok Farisi. Jadi kurang adil bila semua orang Farisi kita sorot secara negatif. Kelompok ke-8 adalah kelompok moderat. Nikodemus termasuk dalam kelompok ini. Ia datang malam-malam kepada Yesus dan bertanya tentang kelahiran baru. Ketujuh kelompok lain memang cenderung legalistik, yaitu memberlakukan hukum secara ketat, namun melupakan "jiwa" dari hukum itu. Itulah sebabnya orang yang legalistik biasanya berkepala batu, sok merasa benar asal sudah bisa menemukan dan mengutip hukum atau aturan yang tertulis. Herannya, orang legalistik kadang pintar mengelak kala aturan itu dikenakan pada diri mereka sendiri (ay. 9-13). Mereka memang mengutamakan penampilan saleh dan taat pada hukum Tuhan, namun hati mereka keras padas, jauh dari kelembutan dan kasih sayang. Orang semacam ini membuat agama tampil garang dan mengerikan. Agama mereka pisahkan dari spiritualitas. Inilah penyakit orang Farisi pada zaman Yesus dan juga "orang Farisi" pada zaman kita. Padahal, tanpa spiritualitas, agama menjadi kering dan kehilangan kemanusiawiannya. Tanpa spiritualitas, orang akan hidup di bawah hukum dan bukan di bawah kehendak Tuhan. Kita menyalahgunakan hukum Tuhan, dan memakainya untuk menindas sesama, bukan memberkati mereka. Kiranya kita dijauhkan dari sikap semacam itu. Semoga kita menjadi orang Kristen yang lembut, arif, berprinsip teguh, namun berbela rasa, bukan orang Kristen yang kaku beku bak batu. Dunia membutuhkan cinta kasih dan bukan batu-batu beku itu! --Daniel K. Listijabudi/Renungan Harian MANUSIA KESEPIAN, KARENA MEREKA LEBIH SUKA
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |