Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2016/08/25 |
|
Kamis, 25 Agustus 2016 Bacaan : Amos 6:1-8 Setahun : Yeremia 37-40 Nas : Hai kamu... yang minum anggur dari bokor... tetapi tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf! (Amos 6:6)
|
|
Kegelisahan biasa dianggap negatif. Jika pasien ICU gelisah, petugas medis mewaspadai kemungkinan buruk. Ketika peserta ujian gelisah, para pengawas mewaspadai kemungkinan penyontekan. Jika penonton konser heavy metal gelisah, petugas keamanan menyiapkan langkah darurat. Pada beberapa bagian Alkitab, kegelisahan juga dianggap sebagai manifestasi kelemahan. Ayub 14:1, Mazmur 42:6, dan Yesaya 21:4 adalah contoh tentang itu. Tetapi, Amos 6:1-6 sangatlah berbeda. Elite Israel dikecam keras karena ketika rakyat megap-megap terimpit kesulitan hidup, mereka tenang-tenang saja, malahan terus berpesta. Ketika kedamaian tergusur angkara, mereka sama sekali tidak gelisah. Kaum elite Israel ditegur justru karena mereka tidak gelisah. Amos berbicara tentang kegelisahan yang merupakan wujud kepekaan spiritual: kegelisahan yang mengemuka tiap kali kebaikan didesak kemungkaran, kegelisahan yang menyeruak ketika prinsip-prinsip moral dikhianati, kegelisahan yang lahir dari kesadaran tentang yang baik, kegelisahan sebagai manifestasi hati yang mengenal kebenaran. Memang, jika petaka menimpa sesama, dan kita tenang-tenang saja, baik-baik sajakah nurani kita? Jika damai tidak kebagian tempat dalam hidup, dan kita tak terusik, tidak tumpulkah hati kita? Jika kehidupan dirasuki penolakan terhadap sesama, dan kita tidak resah karenanya, bereskah iman kita? Jika pertolongan yang mendesak tak kunjung terealisasikan, dan kita tidak gelisah, benarkah ada cinta dalam hati kita? Apakah Anda (kadang-kadang) juga gelisah? --Eko Elliarso/Renungan Harian JIKA KEMUNGKARAN MERAJAI KEHIDUPAN DAN KITA
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |