Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2013/08/17 |
|
Sabtu, 17 Agustus 2013 Bacaan : Daniel 9:20-27 Setahun : Yeremia 11-14 Nas : Sementara aku berbicara dan berdoa dan mengaku dosaku dan dosa bangsaku, bangsa Israel, dan menyampaikan ke hadapan TUHAN, Allahku, permohonanku bagi gunung kudus Allahku. (Daniel 9:20)
|
|
Sebagai bangsa Indonesia, kadang-kadang kita prihatin, malu, marah, dan sekaligus galau kala menyaksikan kondisi bangsa ini. Indonesia termasuk negara terkorup di dunia. Kekerasan terjadi secara beruntun dan mirisnya kadang berjubah agama. Hal ini membuat sebagian orang skeptis dan masa bodoh. Sebagai pengikut Kristus, apa yang dapat kita lakukan di tengah persoalan yang kompleks ini? Daniel, yang termasuk orang buangan, merasa prihatin akan nasib bangsanya. Ia tidak ingin bangsanya terus-menerus menderita sengsara, seolah tidak ada harapan bagi masa depan mereka. Bangsa Israel telah mengalami penderitaan begitu lama karena harus menjadi bangsa buangan di negeri Babel. Ini terjadi akibat dosa mereka sendiri. Karena itu, Daniel berdoa kepada Allah, bergumul akan kelangsungan hidup bangsanya (ay. 20). Ia percaya bahwa kelangsungan hidup serta masa depan bangsanya ada di tangan Tuhan. Maka, apa yang terjadi pada bangsanya tidak luput dari pengawasan Tuhan. Terlebih mereka adalah bangsa pilihan Tuhan. Situasi dan kondisi bangsa kita yang tak menentu ini dapat saja melunturkan iman dan pengharapan kita. Akan tetapi, apakah kita mengizinkan situasi dan kondisi ini memperlemah iman kita? Seharusnya tidak! Kita tahu bahwa waktu dan sejarah tidak dikontrol oleh manusia, tetapi oleh Allah. Karena itu, kita seharusnya seperti Daniel, berdoa memohon belas kasihan Tuhan, agar Dia tetap memelihara bangsa ini. Marilah kita menjalani hidup kita dengan iman dan pengharapan yang teguh. -- Eddy Nugroho KECINTAAN KEPADA BANGSA DAN NEGARA KITA
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |