Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2018/08/15 |
|
Rabu, 15 Agustus 2018 Bacaan : Ulangan 8:1-20 Setahun : Yeremia 4-6 Nas : Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari seg (Ulangan 8:3)
|
|
Apa reaksi orang ketika menghadapi rasa lapar dan belum menemukan makanan? Untuk sebagian orang, barangkali berkeluh kesah adalah jawabannya. Reaksi itu pula yang dilakukan bangsa Israel setelah Musa memimpin mereka keluar dari tanah Mesir. Mereka mulai mengeluh dan berkata lebih baik mati di Mesir namun perut kenyang karena di sana selalu tersedia daging di kuali dan makan roti sampai kenyang (Kel. 16:3). Yang menarik, dalam nas hari ini tercatat Tuhan "membiarkan" mereka lapar sebelum memberikan manna. Apa kiranya maksud Tuhan membiarkan bangsa Israel lapar? Pertama, Tuhan ingin merendahkan hati umat-Nya. Ia berharap bangsa Israel akan lebih bersyukur menerima manna setelah mereka mengalami rasa lapar. Kedua, untuk mengajar mereka bahwa Tuhan sanggup memenuhi kebutuhan mereka bukan seperti angan-angan mereka namun sesuai dengan rencana Tuhan. Terakhir, agar mereka belajar lebih mempercayai Tuhan dan memiliki fokus pada-Nya. Bagaimana dengan kita? Adakah kita tengah "dibiarkan lapar" dengan berbagai masalah yang belum terselesaikan dalam hidup kita? Jika ya, mari belajar rendah hati untuk berdoa memohon jawaban sesuai dengan rencana Tuhan, bukan sesuai dengan keinginan kita. Perbaharui fokus kita pada Tuhan dengan bertekun memahami dan menjalankan firman Tuhan. Tak lupa mengucap syukur senantiasa sehingga kita dimampukan untuk hidup sesuai dengan firman-Nya. --HC/www.renunganharian.net TUHAN TERKADANG MEMBIARKAN KITA LAPAR
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |